Menu

Menentukan Target Profit Yang Sederhana Dan Efektif

Martin

Trader forex pemula biasanya menentukan target dengan perkiraan semata atau berdasar emosi. Padahal, itu keliru. Ini cara menentukan Target Profit yang tepat.

Level Target Profit atau Take Profit (TP) dalam trading forex biasanya ditentukan setelah resiko, sesuai dengan Risk/Reward Ratio yang telah kita rencanakan. Namun, dalam kenyataannya, Target Profit relatif bergantung pada kondisi pergerakan pasar.

Trader pemula biasanya menentukan level target profit dengan perkiraan semata atau berdasarkan emosi, tanpa membaca pola pergerakan harga yang mungkin bisa terjadi. Padahal, ini justru memperbesar kemungkinan rugi.

Pada artikel ini dicontohkan cara menentukan Target Profit sekaligus memutuskan untuk Exit dengan cara sederhana, relatif mudah tetapi cukup efektif, yaitu dengan melihat setup Price Action sebagai sinyal, serta indikator Moving Average sebagai pendukung.

 

Target Profit Yang Ditentukan Dengan Emosi VS Dengan Logika

Pada kenyataannya, banyak trader yang menentukan level Target Profitnya dengan emosi dan tidak mengikuti rencana strategi Exit yang telah direncanakan. Alasannya bermacam-macam.

Yang pertama: keluar pasar sebelum waktunya. Alasan yang umum adalah khawatir tidak kebagian profit, sehingga profit yang diperoleh hanya sebagian saja dari yang seharusnya bisa didapatkan.

Kedua: memperkirakan pasar akan bergerak sesuai harapan, lalu posisi ditahan meski kondisi pasar sudah berubah, sehingga profit yang seharusnya bisa diperoleh malah jadi hilang. Seperti contoh berikut ini:

Kita memperoleh sinyal untuk entry dari Pin Bar yang mengalami penolakan (rejection) pada level support sekaligus sebagai sinyal penerusan arah trend (uptrend), dan kita bisa membuka posisi buy. Harga terus bergerak di atas garis Moving Average (biasanya EMA-8 dan EMA-21 Daily) sebagai level support dinamis.

Ketika beberapa hari kemudian harga telah mulai menembus garis Moving Average dan membentuk level resistance (garis horisontal atas), secara logika dan mudah bisa diartikan bahwa pergerakan harga telah mengalami penolakan pada level resistance yang baru terbentuk tersebut. Harga penutupan hari itu yang berada di bawah level harga pembukaan (bar candlestick warna hitam). Hal ini merupakan sinyal untuk Exit, atau menggeser level Stop Loss untuk memaksimalkan profit (bisa dengan memanfaatkan fasilitas Trailing Stop yang tersedia pada platform trading).

Harga bergerak turun dan kemudian mengalami penolakan kembali oleh garis Moving Average berikutnya, sehingga ada kemungkinan untuk terus rally. Jika Anda telah Exit pada bar sebelumnya, mungkin tidak begitu risau, tetapi yang masih dalam posisi tentu agak cemas, apakah mungkin harga akan kembali naik?

Rasa cemas dan khawatir adalah salah satu contoh keterlibatan emosi dalam trading, dalam hal ini mungkin karena tidak memperhatikan sinyal exit dari pergerakan harga (price action) hingga terlambat Exit, atau karena rasa greed (serakah) untuk memperoleh profit sebanyak-banyaknya, yang juga tak lepas dari pengaruh emosi.

Jika Anda masih dalam posisi dan tetap mengamati pasar, pada hari berikutnya terbentuk setup Pin Bar lagi (meski kurang signifikan) dan mengalami rejection oleh garis Moving Average periode yang lebih panjang (warna abu-abu).

Pasar memang ajang pertarungan antara bullish dan bearish. Jika yang bullish menang, maka harga akan bergerak ke atas dan sebaliknya. Karena pasar telah membentuk level resistance, maka kita mesti hati-hati ketika harga mendekati level tersebut. Bisa breakout, false break (sinyal break palsu), atau berbalik arah.

Dalam contoh di atas, pada hari berikutnya ternyata gerak harga mengalami rejection di level resistance tersebut, disusul dengan terbentuknya formasi Bearish Engulfing yang menembus batas-batas kedua indikator Moving Average. Isyarat pasar sudah jelas, kemungkinan besar harga akan bergerak turun. Di sini adalah point kritis untuk Exit.

Sebagai catatan, ini hanyalah contoh jika Anda entry pada kondisi pasar seperti di atas, dan Anda mengamati pergerakan pasar dari hari ke hari. Pada contoh di atas kebetulan tidak tampak level resistance kunci sebagai acuan target Take Profit. Oleh karenanya, Anda memutuskan level exit dengan mengamati pergerakan harga (price action) dari hari ke hari.

Namun, Target Profit juga bisa ditentukan bersamaan dengan setting Risk/Reward Ratio ketika entry dengan batas-batas acuan yang jelas, lazimnya di level-level support atau resistance kunci. Apabila sudah ditentukan seperti ini, Anda tidak mesti selalu mengamati pasar sampai level yang telah Anda tetapkan tercapai.

 

Menentukan Target Profit Pada Kondisi Pasar Trending

Jika kondisi pasar sedang trending dengan kuat (bisa dilihat dari indikator Moving Average atau indikator ADX), maka cara yang cukup efektif untuk memaksimalkan profit adalah dengan menggunakan Trailing Stop. Tidak ada kaidah yang baku dalam menerapkan Trailing Stop. Bergantung pada besarnya resiko atau level Stop Loss yang telah Anda tetapkan, teknik Trailing Stop membuat Anda mampu "mengunci" profit yang telah diperoleh tanpa dibatasi oleh level Target Profit tertentu.

Apabila kondisi pasar bergerak dengan trend yang cukup kuat, sebaiknya Anda tidak membatasi level Target Profit, karena biasanya pasar akan cenderung menembus level Support atau Resistance kunci. Dan jika Anda berhenti untuk take profit pada level kunci tersebut, tentu Anda akan kehilangan peluang untuk profit yang lebih besar. Berikut contoh penerapan teknik Trailing Stop pada AUD/USD di chart Daily yang sedang trending up:

Pada contoh di atas, indikator pendukung adalah exponential moving average (EMA) 8 dan EMA-21 Daily.

Anda bisa entry dengan sinyal Pin Bar yang mengalami rejection, atau dengan sinyal Inside Bar yang terjadi sesudahnya. Trailing Stop bisa ditentukan pada level antara band EMA-8 Daily dan EMA-21 daily. Jika trend pasar makin kuat, maka jarak antara garis EMA-8 Daily dan EMA-21 Daily akan makin lebar, dan level Trailing Stop kita tentu juga akan makin besar, sebanding dengan level target profit yang akan kita kunci (locking profit).

 

Menentukan Target Profit Pada Kondisi Pasar Sideways (Ranging)

Menentukan level Target Profit pada kondisi pasar Sideways (Ranging) relatif lebih mudah, terutama jika kita telah mengetahui batas-batas kisarannya (range). Apabila tidak ada sinyal yang mengisyaratkan harga akan break pada level Support atau Resistance-nya, maka cara yang paling aman adalah menentukan level Target beberapa pip di atas level Support atau beberapa pip di bawah level Resistance-nya. Berikut contoh pada GBP/USD pada chart Daily:

Dalam contoh di atas, level Entry bisa diletakkan pada 50% dari level Pin Bar yang mengalami rejection oleh resistance, dan level Target Profit ditentukan beberapa pip di atas level support.

Jika kemudian ternyata tampak sinyal yang mengisyaratkan batas-batas range akan break (dalam hal ini jika level support akan break), maka kita bisa membuka posisi baru dengan level Stop Loss dan Target Profit yang berbeda.

Sebelum berlanjut ke metode selanjutnya, Anda dapat menonton ulasan terkait menentukan target profit di pasar trending dan ranging dalam video berikut ini.

 

Penggunaan Risk/Reward Ratio

Dalam kasus pada dua contoh di atas, kita tidak harus menentukan Risk/Reward Ratio.

Pada contoh penggunaan Trailing Stop, Risk/Reward Ratio akan membatasi level Target Profit hingga tidak maksimum, di samping profit yang telah kita peroleh tidak terkunci. Namun, perlu diketahui bahwa penggunaan teknik Trailing Stop pada beberapa platform trading mengharuskan komputer Anda selalu "on". Oleh karena itu, Anda juga bisa menggunakan Trailing Stop manual dengan setiap kali menggeser level Stop Loss sesuai dengan keinginan.

Sedangkan dalam hal kondisi pasar benar-benar sideways, batas-batas range sudah jelas, sehingga akan cukup riskan bila take profit di luar range tersebut.

Anda bisa juga menggunakan Risk/Reward Ratio untuk menentukan level Target Profit, tetapi kita tidak bisa tahu dengan pasti apa yang akan terjadi pada pergerakan pasar selanjutnya. Pada umumnya jika kita tahu pasar sedang Trending dengan kuat atau sedang bergerak Sideways, cara menentukan level target profit seperti pada contoh di atas akan lebih efektif.



Klik di sini untuk tahu cara belajar dan menguasai trading dengan mudah.
Andri L.h.

Apakah semakin besar volume yg saya pasang dalam trading bisa semakin berisiko?

Rizal Sf

Trading bagaikan pedang bermata dua, semakin besar volume yang anda set, maka semakin besar pula risikonya. Disarankan menggunakan money management yang baik sebelum memasang posisi dengan menggunakan volume yang besar. 

Salam sukses

Nita Surina

Biasanya pasang volume berapa set gan? Sebaiknya pake 0.01 saja klw takut loss. Tapi dapatnya juga sikit nanti.

Hadi Wijaya

Ya makin berisiko mas, katakan anda membuka posisi 0.01 lot, kemudian harga bergerak berlawanan dengan prediksi anda sebesar 1,000 poins, maka posisi anda sudah pasti langsung minus 10 Dolar. Kalau anda buka posisi 0.03 lot, maka anda akan loss 30 Dolar. Kalau anda buka posisi 0.10 Lot maka anda sudah loss 100 Dolar. Kalau lebih dari itu, akun Anda mungkin sudah tidak terselamatkan lagi. Lot memang mengerikan, jadi hati2.





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE