Menu

Metode Trading Price Action

Martin

Anda boleh jadi sering mendengar istilah metode trading Price Action. Namun, bagaimana sih penerapannya dalam trading forex?

Artikel ini berhubungan dengan konsep 'spesialisasi' dalam trading forex, dimana metode trading Price Action adalah salah satu bagiannya. Trader forex adalah sebuah profesi, dan seperti halnya profesi lain pada umumnya, spesialisasi selalu lebih menguntungkan.

Seorang spesialis tentu akan melakukan eksekusi dengan penuh perhitungan. Beda dengan seorang amatir yang melakukan eksekusi sembarangan dan tidak tahu risiko di baliknya. Banyak trader forex yang cenderung mencoba menganalisa beberapa variabel dalam waktu yang bersamaan, terutama trader yang belum memiliki sebuah metode dan strategi tertentu untuk diterapkan dalam trading sehari-hari. Yang mereka lakukan adalah menggabungkan beberapa indikator teknikal sekaligus, melihat beberapa pasangan mata uang dalam berbagai time frame serta membaca perkembangan berbagai berita fundamental.

Alih-alih mendapatkan pencerahan, yang ada mereka justru kebingungan karena cara seperti ini jelas tidak efektif. Mereka bermaksud memahami pergerakan harga pasar dengan cakupan yang terlalu luas, tetapi malah memperbesar risiko melakukan Over-Analysis. Padahal, trader sebenarnya cukup memusatkan perhatian pada salah satu metode sebagai model analisa utama. Nah, satu contoh analisa yang banyak dipelajari dan digunakan untuk melakukan eksekusi dalam transaksi forex adalah metode trading Price Action.

 

Keuntungan Metode Trading Price Action

Keuntungan utama dari metode yang satu ini adalah penggunaannya yang relatif cukup sederhana. Kita hanya perlu fokus pada pola pergerakan harga pasar apa adanya, serta memperhatikan level-level Support dan Resistance. Indikator teknikal sangat minim digunakan, biasanya hanya indikator Moving Average untuk konfirmasi.

(Baca Juga: Trading Dengan Moving Average)

Metode trading Price Action bisa diterapkan pada seluruh pasangan mata uang, dengan Time Frame trading yang digunakan biasanya Daily atau 4-Hours.

Time Frame tersebut banyak dipilih karena Noise yang tercipta tidak terlalu banyak, sehingga menghindari risiko sinyal palsu. Jika pada salah satu Time Frame tersebut telah terbentuk formasi dalam setup Price Actionnya, maka tidak harus diperbandingkan lagi dengan Time Frame yang lebih besar ataupun lebih kecil. Dengan terbiasa menggunakan metode Price Action secara disiplin, trader tidak akan ragu ketika hendak membuka posisi, karena sinyal trading yang dihasilkan biasanya cukup valid.

 

Contoh Penerapan Metode Trading Price Action

Menerapkan metode trading Price Action dimulai dengan menentukan kondisi pasar, apakah Trending atau Ranging. Pada umumnya, trader Price Action cenderung memilih untuk menghindari membuka posisi saat kondisi pasar sedang Ranging. Mereka memilih untuk menunggu hingga pasar menentukan trennya, apakah Downtrend atau Uptrend.

(Baca Juga: Apa Yang Disebut Dengan Trend Forex)

Berikut dicontohkan metode trading Price Action pada EUR/JPY Daily. Namun, ini hanyalah contoh. Pada dasarnya, trader bisa mengembangkan metode trading Price Action dengan strategi masing-masing, terutama dalam menentukan Entry dan Exit Point serta Risk/Reward Ratio. Di sini dicontohkan EUR/JPY karena pasangan mata uang ini cukup populer, likuid dan relatif mudah diprediksi (Predictable).

Seperti yang telah dijelaskan di atas, pertama-pertama kita perlu menentukan kondisi pasar:

Dengan melihat titik-titik High dan Low yang semakin meninggi, terlihat jelas bahwa pergerakan mengarah ke atas (Uptrend). Setelah mengetahui bahwa kondisi pasar sedang Uptrend, langkah selanjutnya yang perlu diambil adalah menentukan level-level kunci Support dan Resistance:

Selanjutnya, kita gunakan indikator Exponential Moving Average (EMA) 8 dan EMA 21 sebagai konfirmasi setup Price Action yang terbentuk. Exponential Moving Average adalah indikator yang akan merespon pergerakan harga lebih cepat jika digunakan pada jangka pendek.

Dalam setup Price Action, terdapat 3 hal yang perlu diperhatikan yaitu:


Dalam chart EUR/JPY ini, tampak setup Fakey Bar oleh penolakan (Rejection) dari EMA8 sebagai level Support Dinamis. Jika setup ini benar (terkonfirmasi), maka harga akan bergerak sesuai arah Uptrend.

 

Entry point untuk posisi Buy bisa ditentukan saat level atas Inside Bar ditembus, sedang level Stop Loss ditetapkan pada level Low dari formasi Fakey Bar (False Break).

Setelah menerapkan langkah-langkah metode trading Price Action di atas, hal yang tidak boleh dilupakan adalah menentukan Risk/Reward Ratio. Perhitungan rasio ini bisa 1:1 atau 1:2, sesuai dengan strategi Money Management yang telah disepakati. Untuk semakin memaksimalkan angka harapan profit, Anda dapat menggunakan beberapa fasilitas trading yang disediakan oleh MetaTrader, seperti:

 

Metode trading Price Action banyak dipilih karena lebih simpel (tanpa perlu menghafalkan berbagai jenis Candlestick), dapat menghindarkan trader dari Over-Analysis, serta dapat diterapkan dalam Time Frame yang relatif pendek. Setelah mempelajari apa itu metode trading Price Action, pelajari juga bagaimana cara penerapan Price Action yang efektif.



Klik di sini untuk tahu cara belajar dan menguasai trading dengan mudah.
Vira

saya suka teknik ini..simple..segala sesuatu di chart monitor tampak jelas..cuma kog harus pake tf d1 ya?si om nial ini pasti punya alasannya?apa teknik ini emang pas nya pake tf ini ya?adakah penulis bersedia memberikan pencerahan/..thanks..

Pitung

salam..iya..kenapa sih..kan ane pingin pake ilmu ini buat scalping. Bs kagak sih?ayo donk para master..pada kemn sih?

Tegas

mencoba membantu.. begini..tf tersebut sangat cocok dipasangkan dengan strategi price action karena sinyal yang muncul dari pemahaman price action akan lebih valid/solid terjadi di tf ini. D1 mengumpulkan kegiatan/news yang terjadi seharian otomatis akan sangat kuat berpengaruh terhadap perubahan pergerakan tren ke depan.. semoga terjawab

Upit

kog belum nyangkut ke pertanyaan yg diatas yaa?mereka cari jawaban buat scalping..gan.

Dina

kepada mas @upit..kog gak ngikut aj sih mas? kan dah enak tuh ada yang ngajari walau gak secara langsung.Masih mendingan ada yang mo buka ilmuny. Apalagi buat kita2 yang masih bau kencur(orang bule ngerti kencur gak yaa..heheheh).

Martin S

@vira: si Nial Fuller ini memang biasa trading di time frame daily atau 4 hour. Alasannya karena pergerakan harga di time frame yang lebih rendah dari 1 hour akan banyak noise atau kesalahannya. Karena contoh-contohnya selalu pada tf daily maka akurasinya cukup tinggi. Pada dasarnya metode trading price action bisa diterapkan pada semua time frame tetapi pada tf yg lebih tinggi akurasinya akan semakin tinggi juga, dan lagi pada saat yg sama tidak semua tf menunjukkan setup price action. Jadi tergantung pada tf mana saat kita mengamati setup price action tersebut, seperti kalimat pada artikel ini: "Jika pada salah satu time frame tersebut telah terbentuk formasi dalam setup price actionnya, maka tidak harus diperbandingkan lagi dengan time frame yang lebih besar ataupun yang lebih kecil"

Martin S

@ pitung: metode price action untuk scalping? bisa, karena price action itu sebenarnya mencerminkan perubahan sentimen pelaku pasar. Makin rendah time frame-nya makin cepat reaksinya. Sedikit saran dari saya kalau untuk scalping begitu ada terbentuk formasi price action langsung masuk, jangan lama-lama nunggunya bisa nggak kebagian...

Uqi

Untuk yg mau scalping sebenarnya teknik price action sangat bagus karena teknik ini simple, yang perlu di perhatikan adalah untuk tidak melawan trend dan usahakan emosional selalu terkontrol.Mengapa menggunakan tf h4 dan daily karena di tf tersebut news tidak begitu mempengaruhi fluktuasi harga sehingga pattern lebih valid dan emosi lebih terjaga





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE