Menu

Moving Average: Indikator Sederhana Dengan Banyak Fungsi

Intan Poetri

Trader profesional banyak yang memanfaatkan fungsi Moving Averages dalam aktivitas trading mereka. Sudahkah Anda tahu apa saja fungsi indikator serba bisa ini?

Moving Average (dengan berbagai macam variannya) bisa dikatakan sebagai indikator yang sederhana tetapi multi fungsi. Indikator ini tersedia di semua platform trading, bahkan menjadi indikator default yang terpasang di chart. Banyak trader yang memanfaatkan fungsi Moving Average, karena inilah indikator yang biasanya mereka kenal pertama kali. Meskipun terlihat simpel, jangan dulu meremehkan indikator yang satu ini. Di balik penampilannya yang sederhana, sebenarnya banyak informasi yang bisa kita ambil dari segaris indikator Moving Average, maupun kombinasi beberapa garis Moving Average.

 

Mengenal Moving Average Sebelum Menggali Fungsinya

Memahami Moving Average sama dengan mempraktikkan metode sederhana membaca pergerakan harga dari waktu ke waktu. Sesuai dengan artinya secara harfiah, teknik "Moving Average" berarti menggunakan rata-rata harga penutupan (Closing Price) dari pasangan mata uang yang bergerak dari waktu ke waktu. Jika diaplikasikan pada grafik harga dalam platform trading forex, maka Moving Average akan terlihat seperti berikut:

 

Moving Average terbagi menjadi 3:

(Baca Juga: 3 Cara Trading Dengan Moving Average)

Fungsi Moving Average Yang Banyak Digunakan Trader

Fungsi Moving Average yang sangat bermanfaat untuk trader adalah: sebagai pendeteksi tren, penentu nilai tengah harga, serta patokan untuk masuk ke pasar. Karena indikator ini telah banyak dipakai, trader tidak perlu lagi kesusahan menghitung secara manual. Platform-platform trading telah memiliki indikator Moving Average yang secara otomatis menghitungkan hasil sesuai dengan periode yang dibutuhkan. Di bawah ini adalah cara penerapan fungsi Moving Average:

 

1. Pendeteksi Tren

Sebagai indikator yang pada dasarnya "menghaluskan" pergerakan chart, salah satu fungsi Moving Average yang sangat membantu trader adalah untuk mendeteksi arah tren. Teori dasar yang menjadi acuan adalah: jika garis MA cenderung naik, berarti tren cenderung Bullish. Jika garis Moving Average turun, berarti tren cenderung Bearish. Namun apabila Moving Average membentuk pola bukit dan lembah secara simultan, berarti tren cenderung Sideways.

Untuk mendapatkan fungsi Moving Average yang kita harapkan, Time Frame dan periode dari indikator ini bisa diatur untuk mendeteksi tren dalam jangka waktu tertentu. Misalnya kita ingin mendeteksi tren dalam 2 jam terakhir, maka kita bisa menggunakan Time Frame 15 menit dengan Moving Average periode 8. Demikian seterusnya.

(Baca Juga: Apa Yang Dimaksud Dengan Tren Forex)

Pada gambar di atas, garis Moving Average periode 8 pada time frame 15 menit menunjukkan garis yang menurun, bertepatan dengan munculnya harga dari pukul 07:30 hingga 09:30. Itu artinya, tren yang sedang terjadi pada EUR/USD dalam waktu 2 jam terakhir adalah Bearish.

 


Kesulitan Akses Seputarforex?
Buka melalui
https://bit.ly/seputarforex

Atau akses dengan cara:
PC | Smartphone

WASPADAI PENIPUAN
Mengatasnamakan Seputarforex!

Baca Selengkapnya Di Sini
×
  • Pasang Ekstensi VPN Di Browser
    • Search kata kunci "vpn" atau "proxy" di Mozilla AddOns atau Chrome Webstore.
    • Setelah menemukan salah satu vpn (contoh: browsec), klik "pasang" atau "tambahkan".
    • Aktifkan ekstensi.
Anda juga bisa mendapatkan info lebih detail di:
@seputarforex
@seputarforex.fanspage
@seputarforex
×

Cara Utama:
Unduh Aplikasi Seputarforex di Playstore.

Cara Alternatif:
Anda juga bisa mendapatkan info lebih detail di:
@seputarforex
@seputarforex.fanspage
@seputarforex

2. Penentu Nilai Tengah Harga

Di saat market cenderung Sideways, kita bisa menggunakan Moving Average dengan periode 200 di time frame rendah (misalnya 15 menit), sebagai nilai tengah yang nantinya bisa menjadi patokan bahwa harga akan bolak-balik menembus SMA200 tersebut. Pada gambar di bawah ini, kita memakai perpaduan antara indikator SMA dan Parabolic SAR untuk melihat nilai tengah harga yang sering muncul:

Bisa kita lihat kecenderungan harga untuk bolak-balik memotong SMA 200, sehingga bisa kita ambil patokan: apabila harga di atas SMA 200 dan Parabolic SAR terletak di atas candlestick, maka kita bisa lakukan Open Position Sell. Apabila harga di bawah SMA 200 dan Parabolic SAR terletak di bawah candlestick, maka kita bisa lakukan Open Position Buy.

Simak juga: Penyedia Program Pelatihan Trading untuk Belajar Open Posisi

 

3. Perpotongan Moving Average sebagai Patokan untuk Masuk ke Market

Moving Average sangat efektif jika digunakan pada pasar yang sedang trending, tetapi akan mengalami sangat banyak Bad Signal saat pasar sedang Sideways. Karena itu, beberapa garis dikombinasikan untuk mendapat fungsi Moving Average yang maksimal. Salah satu metode yang sering digunakan adalah dengan memperhatikan perpotongan dua titik Moving Average.

(Baca Juga: Dianggap Sinyal Akurat, Apa Itu Golden Cross Dan Death Cross )

Chart di atas adalah chart untuk pair AUD/USD pada time frame Daily dengan 2 SMA yang dipasang, yaitu SMA 20 (warna kuning) dan SMA 50 (warna merah). Nah, apabila SMA 20 memotong SMA 50 dari atas ke bawah, seperti tampak pada titik 1, berarti tren yang sedang terjadi cenderung turun. Dalam kondisi seperti itu, sebaiknya kita melakukan Open Position Sell.

Garis MA periode pendek yang memotong ke bawah, biasa disebut dengan Death Cross dan sering menjadi sinyal kuat bahwa pasar sedang Bearish. Sebaliknya, jika garis MA tersebut memotong MA periode panjang ke arah atas, maka namanya adalah Golden Cross dan dianggap sebagai sinyal Bullish.

Perlu diketahui, perpotongan Moving Average tidak hanya bisa dilakukan dengan mengkombinasikan dua garis SMA. Dalam perkembangannya, trader bisa menggunakan tiga, empat, atau bahkan lima persilangan garis-garis SMA. Strategi dengan crossover tiga garis EMA pun cukup banyak difavoritkan oleh para penggemar Moving Average yang lebih menekankan akurasi sinyal.

 

Penerapan Fungsi Moving Average

Dapat disimpulkan, agar dapat memanfaatkan fungsi Moving Average dengan baik, trader bisa memahami dulu jenis-jenis MA dan keunggulan mereka. Fungsi Moving Average bisa dimanfaatkan di semua kondisi pasar, baik itu trending maupun sideways. Jika pasar trending, maka cukup perhatikan posisi MA terhadap harga. Apabila pasar sideways, maka gunakan SMA 200 sebagai patokan harga tengah. Selain itu, MA juga bisa digunakan untuk menentukan posisi entry, yakni dengan mengkombinasikan 2 MA dan melihat sinyal crossing-nya.

 

Pemahaman mengenai penggunaan fungsi Moving Average ini membutuhkan ketekunan belajar dan praktek. Manfaatkanlah akun demo yang Anda miliki, serta bertanyalah di forum tanya jawab Seputarforex untuk mendapat jawaban dari ahlinya.



Klik di sini untuk tahu cara belajar dan menguasai trading dengan mudah.
Yudha

Moving average memang terkenal ya, saya suka set MA di 100 dan 200.

Intan Sf

wah, timeframe yang lebih besar ya. Biasanya pasang di pair mana pak?

Yudha

Semua pair bisa kak, kalau harga bergerak menyelam di bawah garis MA, itu biasanya pertanda trend bearish, bisa pasang Sell. Kalau harga bergerak di atas MA, itu biasanya pertanda bullish, bisa open posisi Buy.

Julia

Rada susah trading kalau cuman pakai garis MA, sebaiknya ditambahi lagi indikatornya sama Stochastic atau semacamnya.





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE