Menu

Pengaruh Harga Bitcoin Terhadap Mata Uang Kripto Lain

Yodik Prastya

Ketika harga Bitcoin melesat, maka mayoritas Altcoins populer juga ikut melonjak tajam. Benarkan ada pengaruh harga Bitcoin terhadap mata uang kripto lain?

Seringkali ketika kita melihat ketika harga Bitcoin melesat, maka harga mayoritas Altcoins populer juga ikut melonjak tajam. Karenanya, ada anggapan kalau terdapat hubungan saling mempengaruhi diantaranya. Namun, korelasi seperti ini tidaklah selalu tetap. Ada kalanya ketika harga Bitcoin naik, beberapa Altcoins justru mengalami penurunan. Topik pembahasan kita kali ini adalah mengupas tuntas pengaruh harga bitcoin terhadap mata uang kripto lain, dengan memperhatikan korelasi yang telah terjadi.

 

Hubungan Antara Bitcoin dan Altcoins

Pergerakan harga Bitcoin umumnya mampu mempengaruhi harga Altcoin. Hubungannya tidak selalu dapat diprediksi, tetapi ada beberapa trend paling umum.

Dalam istilah sederhana, ada beberapa trend yang secara historis terjadi antara Bitcoin dan Altcoins. Namun, perlu dicatat bahwa setiap peristiwa di masa depan belum tentu sama dengan kondisi di masa lalu, dan apapun bisa terjadi. Beberapa contoh kasus yang akan kita bahas adalah trend yang harus diperhatikan, bukan menjadi acuan pasti di masa depan.

Secara umum, mata uang utama di pasar kripto adalah Bitcoin. Meskipun mata uang fiat, Ethereum, dan Tether juga sering digunakan, tetapi Bitcoin adalah mata uang utama. Dengan kata lain, Altcoins cenderung digunakan untuk mendanai Bitcoin berjalan, dan Bitcoin cenderung mendanai operasi Alt. Mengingat hubungan ini, pergerakan dari harga Bitcoin cenderung akan memberikan pengaruh terhadap harga Altcoins.

Ketika harga Bitcoin naik dengan cepat, kemungkinan yang akan terjadi adalah:

Ketika harga Bitcoin turun dengan cepat (misalnya dipengaruhi Hard Fork yang sangat diantisipasi), kemungkinan yang akan terjadi adalah:

Ketika harga Bitcoin stagnan, kemungkinan yang akan terjadi adalah:

Singkatnya, Bitcoin adalah pusat ekonomi dari seluruh pasar mata uang kripto. Karena pasangan perdagangan BTC di setiap pertukaran, maka pengaruh Bitcoin terhadap Altcoins akan selalu ada. Jadi, korelasi yang ada hanya berpusat ketika orang mulai mengambil keuntungan atau memotong kerugian di Bitcoin, dengan memilih Altcoins atau Fiat (USD, EUR, GBP, dll) ketika kondisi tertentu, begitu juga sebaliknya.

 

Matriks Korelasi Mata Uang Kripto

Korelasi antara aset adalah sejauh mana mereka bergerak bersama-sama. Nilai berkisar antara -1 dan +1.

Secara detail, korelasi secara metrik dapat dibagi menjadi beberapa kriteria berikut ini :

Matriks di atas yang diambil dari sifrdata menunjukkan korelasi Pearson dan p-value yang dihitung dari log-return dari harga harian rata-rata tertimbang volume lebih dari 90, 180, dan 365 hari.

Mari kita ambil beberapa contoh dari korelasi di atas.

Korelasi BTC dan ETH selama 90 hari terakhir terlihat mampu untuk mencetak tingkat return sebesar 0.89. Untuk 100% kenaikan yang terjadi di Bitcoin, ETH mampu untuk mencetak 89%-nya, yang artinya korelasi terjadi sangat positif. Dash (DASH) juga memiliki tingkat korelasi yang sama dengan ETH, sehingga jika harga Bitcoin naik setinggi 10% misalnya, kemungkinan besar ETH dan DASH akan mengalami kenaikan 8.9%.

 

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Harga Bitcoin

Setelah mengetahui bahwa pengaruh harga Bitcoin ternyata memiliki korelasi cukup signifikan terhadap harga Altcoins, ini bisa dijadikan sebagai sebuah senjata untuk mendapatkan keuntungan dari selisih waktu terjadinya korelasi tersebut. Karena itu, kita wajib memahami apa saja faktor yang bisa mempengaruhi harga Bitcoin, sehingga trading plan selanjutnya pada mata uang kripto lain pun bisa direncanakan dengan matang.

 

Supply dan Demand

Supply dan Demand (Penawaran dan Permintaan) adalah prinsip dasar tentang bagaimana harga Bitcoin terbentuk. Harga barang apa saja dapat ditentukan oleh prinsip yang sama, misalnya pada harga emas, perak, minyak bumi dan lain sebagainya.

Permintaan di pasar, kesadaran adopsi Bitcoin, minat terhadapnya, kepercayaan dari pemegang kripto aktual atau potensial, serta masih banyak lagi faktor lainnya yang bisa mempengaruhi harga nyata diantara orang-orang yang mau membeli dan menjual Bitcoin.

 


Kesulitan Akses Seputarforex?
Buka melalui
https://bit.ly/seputarforex

Atau akses dengan cara:
PC | Smartphone

WASPADAI PENIPUAN
Mengatasnamakan Seputarforex!

Baca Selengkapnya Di Sini
×
  • Pasang Ekstensi VPN Di Browser
    • Search kata kunci "vpn" atau "proxy" di Mozilla AddOns atau Chrome Webstore.
    • Setelah menemukan salah satu vpn (contoh: browsec), klik "pasang" atau "tambahkan".
    • Aktifkan ekstensi.
Anda juga bisa mendapatkan info lebih detail di:
@seputarforex
@seputarforex.fanspage
@seputarforex
×

Cara Utama:
Unduh Aplikasi Seputarforex di Playstore.

Cara Alternatif:
Anda juga bisa mendapatkan info lebih detail di:
@seputarforex
@seputarforex.fanspage
@seputarforex

Hard Fork

Secara sederhana, Hard Fork bisa diterjemahkan sebagai update sistem yang menyebabkan perpecahan dalam blockchain Bitcoin, sehingga menghasilkan blok sistem baru (Altcoins) muncul.

Hard Fork pertama yang signifikan terjadi pada tanggal 1 Agustus 2017 dengan kemunculan Altcoin baru yang bernama Bitcoin Cash (BCH). Banyak yang mengira bahwa dengan adanya Hard Fork akan merusak harga Bitcoin. Namun, harga Bitcoin tetap utuh, dan justru mengalami kenaikan besar semenjak Hard Fork tersebut.

Pada kenyataannya, Split Rantai Block yang terjadi saat Hard Fork justru mempengaruhi harga secara positif. Mengapa demikian? karena jika Anda memegang beberapa BTC sebelum Hard Fork dilakukan, ada semacam sistem Airdrop, yang akan memberikan jumlah koin yang sama di blockchain pencabangan begitu muncul. Itu sebabnya ketika ada informasi bahwa Bitcoin akan mengalami Hard Fork, permintaan terhadapnya justru langsung melonjak tajam.

 

Sentimen Pasar

Bitcoin bukanlah mata uang fiat. Itu sebabnya pemerintah sangat sulit untuk mendefinisikannya dalam kerangka hukum tertentu. Ada beberapa negara yang mendefinisikan Bitcoin sebagai aset dan menerimanya, serta menerapkan pajak penghasilan atasnya seperti Amerika Serikat dan Australia. Ada pula yang tetap mengakuinya tanpa mengenakan pajak seperti Singapura dan Denmark. Namun, ada pula yang menolak mentah-mentah hadirnya Bitcoin dan Altcoins seperti China.

Umumnya, negara akan menerapkan berbagai regulasi hukum, hingga pelarangan terhadap mata uang kripto. Regulasi dan Pelarangan semacam ini bisa memicu perubahan minat pasar terhadap Bitcoin, sehingga harga bisa saja mengalami penurunan atau kenaikan seiring dengan perubahan Supply dan Demand.






KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE