Menu

Pilihan Indikator Forex Untuk Scalping Terpopuler

A Muttaqiena

Ingin jadi scalper? Berikut ini beberapa indikator forex untuk scalping yang banyak digunakan, dan bisa dinilai sebagai alat terbaik guna menyusun sistem Anda.

Para trader pengguna teknik scalping selalu berusaha mendapatkan profit dari pergerakan harga kecil-kecilan di pasar yang selalu terjadi sepanjang hari. Metode trading dan indikator forex untuk scalping pun khas. Analisa fundamental bermacam-macam dan berita ini itu jarang berpengaruh bagi scalper. Karenanya, scalper berpengalaman biasanya sudah memiliki sistem-nya sendiri yang ampuh dan bisa diandalkan, terdiri dari indikator-indikator teknikal dengan setting default maupun telah dikustomisasi.

Simak juga: Pilihan Media Trading Terbaik Untuk Scalping

Nah, berikut ini beberapa indikator forex untuk scalping yang banyak digunakan, dan bisa dinilai sebagai beberapa "alat" terbaik guna menyusun sistem trading Anda.

1. Moving Average

Sebagai salah satu indikator paling simpel dan tersedia di semua platform trading, Moving Average merupakan indi favorit bagi banyak scalper. Penempatan dan penggunaannya pun sangat mudah bagi para pemula. Trader cukup menentukan timeframe untuk bertrading, menaruh kombinasi beberapa garis Moving Averages, menguji kehandalannya, lalu dioperasikan.

Master Trader Alan Farley dalam sebuah kolom di Investopedia menyarankan kombinasi SMA 5-8-13 pada chart 2 menit untuk mengidentifikasi tren yang cukup kuat untuk buy maupun sell, sekaligus meninjau kapan tren kira-kira akan berbalik arah.

Pasang Moving Averages pada chart, Anda akan melihat garis-garis SMA naik-turun. Saat tren masih kuat, ia akan menempel pada SMA 5 atau SMA 8, sedangkan jika mendekati SMA 13 maka artinya momentum sudah memudar dan reversal akan terjadi (waktunya close position).

Berikutnya, tunggu hingga garis-garis itu menyatu kembali sebelum buka posisi lagi. Pakai salah satu rumus klasik Moving Averages: Kalau MA yang lebih rendah melintas MA tinggi ke arah atas, open buy; sedangkan kalau MA yang lebih rendah melintas MA tinggi ke arah bawah, maka open sell.

Banyak lagi kombinasi Moving Averages lainnya. Ada yang "mengawinkan" SMA-60 dengan Parabolic SAR setting default, atau trio EMA-12, EMA-26, dan SMA-55. Dan lain sebagainya. Kekurangan dari penggunaan MA adalah kemungkinan fake signal atau sinyal trading palsu yang cukup tinggi, sehingga ada baiknya untuk selalu siap ancang-ancang exit kalau ternyata harga bergerak ke arah yang salah, atau melengkapinya dengan indikator lain sebagai konfirmator.

 

2. Bollinger Bands

Bollinger Bands di timeframe rendah juga populer sebagai indikator forex untuk scalping. Cukup terapkan Bollinger Bands dengan period 12 dan Deviation 2 (default) pada timeframe 5 menit, lalu jalankan. Jika harga menyentuh lower band, maka buy; kemudian kalau harga mencapai upper band, maka sell. Pasang celah stop loss dan TP yang tipis-tipis saja, antara SL:TP = 10:5 pip.

Namun, tak ada sistem tanpa kelemahan, termasuk indikator Bollinger Bands. Indikator forex yang satu ini hanya akan efektif di pasar forex ranging/sideways, dan bisa membawa petaka kalau dipakai ketika harga trending. Masalahnya, Bollinger Bands seringkali gagal mendeteksi penembusan salah satu band, padahal itu bisa dengan mudah membuat posisi kita kena SL karena level SL yang rendah.

 

3. Stochastic

Penggunaan Stochastic sebagai indikator forex untuks scalping agak berbeda dengan Moving Averages atau Bollinger Bands. Kebanyakan trader menggunakan Stochastic bukan sendirian (indikator tunggal), melainkan sebagai pelengkap dalam satu sistem. Jadi, Anda bisa jadi sering melihat rekomendasi sistem dimana Stochastic dikombinasikan dengan Moving Averages, atau Bollinger Bands, dan lain-lain.

Salah satu tip scalping sembari mengikuti tren dari DailyFX adalah dengan mengkombinasikan Stochastic dengan SMA-200. SMA-200 sering dianggap sebagai garis demarkasi yang membatasi antara pasar bullish (harga berada di atas garis) dan pasar bearish (harga berada di bawah garis).

Jadi, pasang SMA-200 pada timeframe 5 menit, lalu terapkan juga Slow Stochastic (5,3,3). Umpama pasar sedang bullish, maka incar sinyal buy dari crossover Stochastic untuk buka posisi. Sebaliknya, jika pasar bearish, maka incar sinyal sell. Tentu saja, Anda perlu pilih-pilih pair mata uang mana yang nampak bergerak cukup aktif dan menggiurkan untuk di-scalping dengan cara ini.

 

Kesimpulan

Ada banyak lagi lainnya yang bisa dimanfaatkan sebagai indikator forex untuk scalping, seperti indikator CCI. Bahkan ada Scalper yang berani trading naked, alias trading tanpa indikator, hanya dengan mengamati price action dan pola-pola candlestick. Persamaan diantara semuanya hanya satu: diterapkan pada timeframe rendah, antara 1M, 5M, dan maksimal 15M.

Apapun indikator yang digunakan dalam sistem, poin penting untuk dicermati adalah trader perlu menguji terlebih dahulu sebelum digunakan bertrading riil. Ada banyak sekali sistem scalping di luar sana, salah satu alasannya adalah karena tak setiap sistem cocok bagi semua orang. Modal, money management, dan kebiasaan trading setiap orang juga bisa mempengaruhi sukses-tidaknya scalping.



Klik di sini untuk tahu cara belajar dan menguasai trading dengan mudah.
Yuda

kalau saya, lebih suka pakai trading pakai pivot harian....gak harus tunggu pergerakan harga setiap waktu..

Brs

ada mas yuda blogwalking..ajarin pivot hariannya mas...

Ahmad

saya juga mau donk diajarin mas.

Ditto Fx

mntappp pingin bisa scalping dl ja itu udh lumyan ko...sblm mnuju ke lbh lnjut..

Gupuh

Mo kaya dg cara mudah........ga ada cerita

Mulyana

Konsisten dengan trading teknik scalping walaupun sdh lama diforex hehe





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE