Advertisement

iklan

AUD/USD bullish menguji garis SMA 200, NFP AS masih ditunggu, 1 hari, #Forex Teknikal   |   IHSG dibuka menghijau pada level 7,144 pada perdagangan hari ini. Hingga akhir sesi I, penguatannya meningkat ke 7,165.54, 1 hari, #Saham Indonesia   |   Michelle Gass akan gantikan Chip Bergh sebagai CEO Levi Strauss & Co. pada 29 Januari 2024 mendatang, 1 hari, #Saham AS   |   Blackstone Inc. (NYSE: BX) gandeng Digital Realty (NYSE: DLR) untuk bangun empat pusat data hyperscale baru, 1 hari, #Saham AS   |   Posisi PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) sebagai emiten terbesar BEI tersalip oleh PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) yang berhasil catat kapitalisasi pasar sampai Rp1,083 triliun, 1 hari, #Saham Indonesia   |   Yen Jepang tetap kuat di tengah harapan Pivot BoJ, meski angka PDB lebih lemah, 1 hari, #Forex Fundamental   |   GBP/USD bertahan di bawah level 1.2600 jelang Data NFP AS, 1 hari, #Forex Teknikal   |   NZD/USD kehilangan momentum di bawah level 0.6170, mata tertuju pada Data NFP AS, 1 hari, #Forex Teknikal
Selengkapnya

Profil Penulis : A Muttaqiena

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.
Advertisement

iklan

Advertisement

iklan

Dolar AS berkonsolidasi menyusul penerbitan Nonfarm Payroll dan data pasar tenaga kerja AS lain yang lebih baik daripada perkiraan pasar.
CBA merevisi turun proyeksi EUR/USD untuk tahun 2024 sehubungan dengan prospek suku bunga dan ekonomi Zona Euro yang kian memburuk.
Gubernur BoJ Kazuo Ueda tadi pagi mengatakan bahwa kebijakan suku bunga negatif telah menjadi semakin menantang.
Reli Dolar AS macet di tengah simpang siur spekulasi pemangkasan suku bunga menjelang rilis data Nonfarm Payroll AS.
Isabel Schnabel, salah satu anggota Dewan Eksekutif ECB, menganggap data inflasi Zona Euro sebagai kejutan yang menyenangkan.
Dolar AS unggul seiring evaluasi ulang pelaku pasar terhadap proyeksi suku bunga negara-negara mayor serta dampaknya terhadap kurs valas.
Pernyataan RBA tadi pagi bernada netral, tetapi justru meyakinkan pasar bahwa bank sentral Australia itu tidak akan menaikkan suku bunga lagi. Konsekuensinya, kurs AUD/USD melemah.
Ketua The Fed Jerome Powell mengakui kebijakan moneter yang restriktif telah memperlambat ekonomi AS.
Kurs dolar Kanada perkasa, karena BoC dapat mempertahankan suku bunga yang tinggi di tengah situasi pasar tenaga kerja Kanada saat ini.
Tingkat inflasi Zona Euro mundur dari 2.9 persen sampai 2.4 persen dalam basis tahunan, sehingga kurs euro melemah terhadap semua mata uang mayor lain.
Nilai tukar dolar AS menguat tipis dalam menanggapi laporan GDP Amerika Serikat kemarin. Sayangnya, masih ada ketidakpastian mengenai prospek suku bunga The Fed.
NZD/USD menyentuh level tertinggi di atas ambang 0.6200 pada sesi Asia, karena bank sentral New Zealand (RBNZ) ingin menaikkan tingkat suku bunganya lagi.
Dua data perumahan AS hari ini gagal menjadi katalis bagi dolar AS. Building Permits meningkat, tetapi New Home Sales jatuh.
Dolar AS melemah lantaran likuiditas pasar yang menipis, data ekonomi AS yang lebih buruk, serta penguatan beberapa mata uang mayor lain.
Proyeksi ekonomi global tahun 2024 melemah, tetapi mayoritas pakar meyakini tidak akan terjadi resesi yang parah.
GBP/USD tersokong oleh data PMI dan pernyataan para pejabat bank sentral Inggris, tetapi terbebani oleh proyeksi ekonomi Inggris ke depan.
Notulen FOMC menegaskan kembali bahwa suku bunga The Fed akan tetap restriktif meskipun bank sentral tidak menaikkan suku bunga lagi.
Moodys menaikkan peringkat utang Italia dan Portugal, sehingga berdampak positif bagi EURUSD dalam jangka pendek.
Ada kemungkinan pelemahan dolar AS hanya akan berlangsung dalam waktu pendek. Khususnya terhadap euro, yen, yuan, aussie, dan kiwi.
Laporan penjualan ritel Inggris pada bulan Oktober 2023 menunjukkan situasi terburuk sejak era lockdown pandemi. Akibatnya, pound sterling melempem dalam GBP/USD dan pair lain.
Beberapa laporan mengisyaratkan tanda-tanda pelemahan ekonomi AS, antara lain data klaim pengangguran, produksi industri, serta produksi manufaktur.
Setelah ditopang data ritel, dolar AS saat ini menampilkan kinerja berbeda-beda terhadap berbagai mata uang mayor lain.
Tiga faktor utama memotori reli AUD/USD, yaitu data inflasi AS, perbaikan ekonomi China, serta data upah Australia.
Data inflasi AS menunjukkan pertumbuhan harga-harga sebesar nol persen pada bulan Oktober 2023, sehingga menghantam dolar AS dalam semua pasangan mata uang mayor.
Data upah di Inggris mengisyaratkan BoE mungkin mempertahankan suku bunga tinggi dalam kurun waktu lebih lama, sehingga berdampak positif bagi GBP/USD.