Advertisement

iklan

Pemulihan EUR/USD terjadi setelah data AS yang lemah menyebabkan penurunan imbal hasil dan nilai tukar USD, 19 menit lalu, #Forex Fundamental   |   EUR/USD membuka perdagangan sedikit lebih tinggi di sekitar level 1.0710 setelah mengalami rebound dari 1.0675, 1 jam lalu, #Forex Teknikal
Selengkapnya

Profil Penulis : A Muttaqiena

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.

iklan

iklan

Laporan tenaga kerja AS untuk periode Mei 2023 menunjukkan peningkatan data NFP sebanyak 339k, melampaui estimasi konsensus yang hanya sebesar 180k.
Data inflasi Zona Euro melemah, tetapi Christine Lagarde berpendapat angkanya masih terlalu tinggi.
Beberapa pejabat The Fed merasa perlu untuk mengevaluasi lebih banyak data sebelum menaikkan bunga lagi.
Data China pagi ini menunjukkan bahwa pemulihan ekonomi China makin kehilangan energi, sehingga memperburuk outlook pertumbuhan global dan memicu aksi risk-off.
Apabila para elite politik AS benar-benar mencapai kesepakatan untuk menaikkan plafon utang pemerintah, maka dolar AS bakal kehilangan permintaan safe haven.
Resesi Jerman terkonfirmasi oleh data terkini, sehingga menambah ragam faktor yang menekan EUR/USD.
Dolar AS tetap perkasa meski negosiasi plafon utang AS yang alot dapat menjerumuskan Amerika Serikat ke dalam resesi.
Kenaikan inflasi Inggris kali ini mencederai pound sterling, karena pasar mengkhawatirkan dampak negatifnya terhadap perekonomian.
Neel Kashkari mengatakan bahwa suku bunga The Fed mungkin perlu naik sampai lebih dari 6 persen demi mencapai target inflasi.
Pidato bos The Fed dan ECB mengiaskan perbedaan outlook kebijakan suku bunga yang dapat berefek bullish bagi EUR/USD.
Pidato Ketua The Fed Jerome Powell mengikis harapan pasar untuk kenaikan suku bunga lanjutan pada bulan Juni, sementara negosiasi plafon utang AS berlangsung alot.
Gubernur Bank Sentral Inggris mengatakan inflasi akan menurun dengan tajam sampai mendekati target 2 persen pada akhir tahun ini.
AUD/USD merosot lebih dari 0.7 persen sejak pembukaan tadi pagi sampai menyentuh level terendah 0.6605.
Sebanyak 75 dari 116 ekonom memprediksi suku bunga The Fed akan tetap berada pada tingkatnya saat ini hingga akhir tahun 2023.
Data penjualan ritel meleset dari ekspektasi, tetapi kinerjanya masih positif dan menyokong kurs dolar AS.
Sengketa plafon utang AS tahun 2023 ini merupakan yang paling sengit sejak tahun 2011, sehingga dapat berdampak besar bagi dolar dan ekonomi global.
Amerika Serikat terancam default pada 1 Juni 2023, apabila Kongres belum menaikkan plafon utang pemerintah pada tenggat waktu tersebut.
Beberapa analis menilai pound sterling sudah terlalu mahal dan memiliki ruang terbatas untuk menguat lebih lanjut.
Rilis sejumlah data ekonomi AS terbaru tak menggembirakan, tetapi evaluasi ulang atas ekspektasi bunga global dan risiko pasar justru menguntungkan dolar AS.
Indeks dolar AS (DXY) melanjutkan pergerakan sideways pada area tengah rentang 101.00-102.00. Sementara itu, major pairs berfluktuasi terbatas.
GBP/USD menggapai level tertinggi dalam satu tahun terakhir di kisaran 1.2660-an pada akhir sesi Eropa hari Senin.
Data Nonfarm Payroll membantu dolar AS menguat terhadap sebagian mata uang mayor, khususnya yen Jepang dan euro.
Bank sentral Eropa (ECB) mengumumkan kenaikan suku bunga mini tanpa memberikan kisi-kisi yang memadai untuk kebijakan berikutnya.
Federal Reserve tidak menyatakan akan mengakhiri siklus kenaikan suku bunganya secara eksplisit. Namun, trader dolar perlu memperhatikan sejumlah perubahan krusial.
Reli dolar AS tersokong oleh tanda-tanda pemulihan dalam data PMI Manufaktur ISM yang dirilis kemarin.