Menu

Pola Rising Wedge Dan Falling Wedge

Martin

Pola Falling Wedge dan Pola Rising Wedge termasuk pola harga yang mudah dikenali dan menjanjikan peluang menguntungkan. Yuk, belajar strategi tradingnya di sini.

Mempelajari pola-pola harga sudah menjadi salah satu pilihan populer bagi trader untuk mendapat sinyal trading langsung dari pergerakan harga pada Chart. Contoh pola harga tersebut di antaranya adalah pola Rising Wedge dan pola Falling Wedge. Kedua pola harga tersebut dapat dikenali dengan mudah dan menjanjikan peluang trading menguntungkan.

 

Apa Itu Pola Harga Wedge?

Pola harga Wedge hampir serupa dengan pola Segitiga dan Pennant. Pada dasarnya, pola-pola tersebut menyorot pergerakan harga mengerucut. Indikasinya, kekuatan antara penjual dan pembeli mengalami konsolidasi (sama kuat, tapi Volume biasanya berkurang), dengan potensi tinggi untuk mengalami Breakout ke salah satu arah.

Secara visual, pola harga Wedge berbentuk seperi irisan dari suatu lingkaran. Jika "irisan" menghadap ke atas, maka istilahnya adalah Rising Wedge. Sedangkan kalau "irisan" menunduk ke bawah, sebutannya adalah Falling Wedge.

 

Pola Rising Wedge

Pola Rising Wedge tampak ketika pasar berkonsolidasi dengan sudut kemiringan garis Support lebih curam dari garis Resistance-nya, sehingga harga rendahnya (Low) makin lama makin cepat mendaki dibandingkan nilai tingginya (High).

Meskipun sekilas harga tampak terus meninggi, tapi pola harga Rising Wedge mengindikasikan bahwa momentum tren mendaki semakin melemah. Artinya, Volume semakin menipis.

Jika pola ini terbentuk selama Uptrend, maka harga berpotensi untuk berbalik terjun. Sedangkan bila terbentuk sepanjang trend menurun, kemungkinan terbesarnya adalah harga akan kembali melanjutkan penurunan.

 

Pola Falling Wedge

Kebalikan dari Rising wedge, pola Falling Wedge tampak ketika pasar berkonsolidasi menurun dengan garis Resistance lebih curam dari garis Support-nya. Jadi, nilai tingginya (High) selalu lebih cepat melandai daripada nilai rendahnya (Low).

Jika pola ini terbentuk selama tren menurun, maka harga berpotensi untuk balas meroket. Bila terbentuk sepanjang trend mendaki, kemungkinan terbesarnya adalah harga akan kembali melanjutkan kenaikan.

 

Sebagai rangkuman, Anda dapat menggunakan infografik berikut sebagai rujukan pelengkap.

 

Bagaimana Strategi Trading Pola Wedge?

Merencanakan eksekusi trading berdasarkan kemunculan pola Rising Wedge atau pola Falling Wedge bisa dilakukan dengan cara sederhana. Trader pemula pun bisa menggunakannya selama mereka mengikuti langkah-langkah trading tepat.

Pertama, identifikasi pembentukan pola harga. Langkah awal ini bisa dilakukan pada segala macam Pair Forex dan Timeframe, tapi disarankan untuk belajar pada Pair mayor dan Timeframe Hourly sampai Daily terlebih dulu sampai terbiasa.

Pada Chart EUR/USD (H4) di atas, pola Rising Wedge teridentifikasi dari Low candle yang lebih cepat naik daripada harga tingginya. Pola irisan mendaki ini terbentuk pada saat tren menurun, artinya, harga berpotensi untuk terjun kembali.

Ingat, kata kunci di sini adalah "berpotensi", karena masih belum tentu akan benar-benar terjadi, kita perlu mencari cara untuk memastikan akurasinya.

 

Langkah kedua, konfirmasi sinyal dari pola Rising Wedge atau pola Falling Wedge dengan bantuan indikator lain. Indikator pendukung berguna untuk meningkatkan validitas sinyal pola harga irisan.

(Baca juga: Menggunakan Indikator Bollinger Bands)

Dari gambar di atas, indikator Bollinger Bands mendukung sinyal Bearish dari pola Rising Wedge, karena terbentuk candle Doji di dekat Upper Band. Artinya, Buyer mulai merasa ragu untuk mendorong harga lebih jauh lagi.

Ketiga, tentukan target profit dan batas kerugian. Setelah yakin dengan validitas sinyal tradingnya, Anda perlu menetapkan di level berapa posisi akan ditutup, dan berapa besar risiko yang siap ditanggung seandainya harga bergerak di luar ekspektasi.

Umumnya, target profit pada pola Falling Wedge atau Rising Wedge dapat ditentukan melalui Range (jarak) nilai Low ke High pada awal terbentuknya "irisan" atau Range candle terpanjang di dalam kanal tersebut. Dari Chart yang sama, diketahui bahwa Range candle terpanjang pada pola Rising Wedge berjarak sekitar 70 pip.

Berikutnya, batas kerugian dapat ditentukan sesuai dengan rasio Risk dan Reward atau diletakkan di dekat batas Support dan Resistance. Karena target profit ditentukan sebesar 70 pip, maka batas kerugian dapat dipatok sebesar 35 pip (Rasio 1:2) atau di dekat Upper Band dari Bollinger Bands.

Sebagai hasilnya, harga ternyata benar-benar terjun lalu menyentuh target Profit dalam waktu relatif singkat.

Langkah-langkah trading menggunakan pola Rising Wedge di atas masih dapat dikembangkan atau dimodifikasi sesuai kebiasaan trading. Misalnya, indikator pendukung bisa diganti dengan RSI, MACD, atau indikator lain yang dapat mengidentifikasi pada titik level berapa tren akan mengalami perubahan.

 


Kesulitan Akses Seputarforex?
Buka melalui
https://bit.ly/seputarforex

Atau akses dengan cara:
PC | Smartphone

WASPADAI PENIPUAN
Mengatasnamakan Seputarforex!

Baca Selengkapnya Di Sini
×
  • Pasang Ekstensi VPN Di Browser
    • Search kata kunci "vpn" atau "proxy" di Mozilla AddOns atau Chrome Webstore.
    • Setelah menemukan salah satu vpn (contoh: browsec), klik "pasang" atau "tambahkan".
    • Aktifkan ekstensi.
Anda juga bisa mendapatkan info lebih detail di:
@seputarforex
@seputarforex.fanspage
@seputarforex
×

Cara Utama:
Unduh Aplikasi Seputarforex di Playstore.

Cara Alternatif:
Anda juga bisa mendapatkan info lebih detail di:
@seputarforex
@seputarforex.fanspage
@seputarforex

Kelebihan Dan Kekurangan Pola Wedge

Perlu dicatat juga, pola Falling Wedge dan pola Rising Wedge memiliki keunggulan dan kelemahan yang patut dipertimbangkan sebelum diaplikasikan pada sistem trading. Berikut adalah uraiannya:

Seperti umumnya pola-pola harga, kedua pola irisan bersifat subyektif. Karena kondisi ini, pola harga memiliki fleksibilitas tinggi sehingga dapat digunakan pada segala macam Pair dan Timeframe. Masalahnya, karena tidak ada patokan pasti, peraturan pembukaan dan penutupan posisi akan berbeda-beda dari satu trader ke trader lain.

Misalnya, satu trader mewajibkan penggunaan indikator ini dan itu untuk mengonfirmasi sinyal, tapi trader lain malah tidak menggunakan indikator apa-apa selain garis-garis Trendline untuk menyorot pembentukan pola harga. Keduanya berpeluang mendapat profit besar, meskipun pendekatan terhadap peraturan Entry dan Exit berbeda.

 

Catatan Akhir

Karena fleksibilitasnya terbilang tinggi, pola Falling Wedge dan Rising Wedge menawarkan kemungkinan pengaturan sistem trading nyaris tanpa batas. Karena alasan itu, segala kalangan trader, dari pemula sampai profesional, dapat menggunakan kedua pola harga irisan tersebut untuk mendapat sinyal trading andalan.

Sebelum mengakhiri ulasan ini, tunggu dulu. Masih ada pola-pola harga lain yang patut Anda pelajari. Untuk mengenal semua jenis-jenis Price Pattern (pola harga) terpopuler, ada baiknya Anda mengunduh materinya di sini:

(Download: Kumpulan Ragam Pola Harga oleh tim Seputarforex.com)

 

Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut soal pola harga Wedge ini, selain kolom komentar, Anda juga bisa langsung bisa bertanya pada ahli kami pada forum tanya jawab khusus analisa teknikal berikut.



Klik di sini untuk tahu cara belajar dan menguasai trading dengan mudah.
Ali Ramadhan

master mau nanya jika pola rising wedge terjadi pada umumnya kan trader akan membuka posisi sell jika suport nya tertembus, tetapi apakah bisa kita melakukan entry buy jika misalkan resistennya tertembus saya bingung nih soalnya banyak trader yang profesional bilang bisa dan ada juga yang bilang tidak bisa..jadi menurut master bagaimana??

Martin S

@ Ali Ramadhan:
Tergantung dari keadaan pasar, apakah saat itu ada berita atau rilis data fundamental berdampak tinggi atau peristiwa penting lainnya. Dampak dari pola ini diasumsikan jika pasar dalam keadaan normal atau mendekati ideal, jadi tidak selalu benar, tetapi dari hasil uji coba para trader probabilitas kebenarannya cukup tinggi. Untuk memastikan kemungkinan kebenarannya pada kondisi pasar tertentu Anda bisa menggunakan indikator teknikal sebagai konfirmator misal indikator trend (moving average, parabolic SAR, ADX) dan indikator momentum (RSI, stochastic) atau juga dengan indikator MACD sebagai konfirmator trend dan momentum.





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE