Menu

Sebuah Upaya Memahami Kondisi Pasar (1) - Mengenang Tragedi 13 September 1992

Rachmat

Tanggal 13 September 1992 menandai peristiwa bersejarah yang dikenal sebagai Black Wednesday. Kejadian ini erat kaitannya dengan pemahaman konsep pasar forex.

Mungkin salah satu tragedi yang paling terkenal di dunia trading adalah saat George Soros dan kawan kawannya melakukan short atau aksi jual pound sterling besar-besaran sehingga mampu mematahkan pertahanan bank sentral Inggris (BOE).

Bulan September 1992 adalah sebuah tragedi bagi Bank of England. Saat itu, Soros dan beberapa spekulator lain melakukan akumulasi posisi short selling pada pound dengan asumsi bahwa ekonomi Inggris sedang dilanda inflasi tinggi serta anjloknya sektor properti dimana kondisi itu sama persis seperti yang terjadi di USA di tahun-tahun lalu.

Saat itu, Inggris baru saja masuk kedalam pakta atau perjanjian ERM (cikal bakal euro) dengan posisi harga GBP/DEM 2.95, dan pair ini hanya diperbolehkan untuk diperdagangkan pada kisaran sempit dimana ambang bawah kisaran di set pada 2.778. Jika harga jatuh di bawah level tersebut, Bang of England akan masuk pasar dengan melakukan intervensi untuk mengangkat nilai Sterling.


Tanggal 13 September 1992 yang terkenal sebagai Black Wednesday, beberapa Big Player termasuk Soros dan Goldman Sachs mengetahui bahwa Bank of England tidak akan mampu mempertahankan pound selamanya, sehingga mereka memutuskan untuk menyerang pound secara besar-besaran. Menteri Keuangan Inggris saat itu berusaha meredam serangan ini dengan mencoba membangkitkan demand akan Pound melalui kenaikan suku bunga yang dilakukan tidak hanya sekali, tetapi dua kali dalam sehari.

Tetapi Bank of England gagal. pada malam harinya semua menjadi jelas bahwa departemen keuangan dan bank sentral tidal mampu untuk mengangkat nilai pound sehingga menyebabkan mereka menyerah atas kondisi ini

Hal ini pula yang membuat Inggris akhirnya keluar dari ERM. Mulai saat itu, pound bebas diperdagangkan, tidak lagi berada pada suatu kisaran tertentu. Pada akhirnya pound memang jatuh hingga 2.20 DM. Pemerintah Inggris diberitakan mengalami kerugian hingga 3 billion Pound dalam upaya mengangkat nilai mata uangnya, sementara Soros dan yang lainnya berhasil mengumpulkan keuntungan kurang lebih $1 billion.

Dari cerita tersebut yang perlu di ketahui adalah pergerakan market terjadi karena adanya tekanan Seller dan tekanan Buyer. Siapa yang menekannya lebih kuat maka dialah yang akan mendapatkan keuntungan dari hasil transaksi perdagangan yang dilakukannya. Dan adalah bisa dianggap keliru jika para Big Player Trading Asal Buy dan Sell saja. Big Player tetap saja membaca kondisi kondisi pasar untuk melakukan transaksi.

Memahami Supply and Demand

Dalam perekonomian, hukum yang paling berlaku adalah hukum Supply and Demand. Hukum ini berlaku di segala sektor perekonomian, baik itu Marketplace (pasar), Job Market (pasar kerja), dan Monetary Market (Pasar Uang).

Segala perubahan yang terjadi baik itu kenaikan harga barang, tingginya gaji pekerja, dan naik turunnya mata uang, itu semua terjadi karena hukum Supply and Demand. Untuk membaca seberapa besar Supply and Demand bisa dilakukan dengan cara membaca indikasi dari masing masih kriteria yang ada.

Singkatnya jika Imbalance Harga bergerak karena terjadinya ketidakseimbangan supply dan demand (Penawaran dan Permintaan). Sederhananya, harga akan menguat jika Demand ( permintaan ) lebih besar. Harga akan menurun jika penawaran (supply ) lebih kuat.

Permintaan adalah sejumlah barang yang dibeli atau diminta pada suatu harga dan waktu tertentu. Sedangkan pengertian penawaran adalah sejumlah barang yang dijual atau ditawarkan pada suatu harga dan waktu tertentu. ( bersambung )


oleh : Salman Djazuli, dari Kampus Trader



Klik di sini untuk tahu cara belajar dan menguasai trading dengan mudah.
Wira Jaya

Great! Tekanan dari big players dapat mengalahkan posisi BOE

Sukarya Mt

Yah, begitulah arus trading. kalau g hati2 ya bisa jatuh.

Vie.ra Moetz

mch g ngerti napa bank segede boe kok bs klh cm trader

Dion Yhya

trader yang main itu bukan trader sembarangan gan, dia spekulan big player yang punya posisi besar makanya aksi jualnya langsung berpengaruh besar mempengaruhi harga poundsterling. diataskan suda dijelaskan bahwa pergerakan market disebabkan karna ada tekanan seller dan buyer. tekanan itu bukan dari banyaknya yg sell atau yg buy aja... tapi dari ukuran tradingnya juga. kalo dalam satu waktu spekulan itu melakukan sell dgn posisi yg sangat besar maka wajar bisa menurunkan harga poundsterling sampai sedemikian drastis. apalagi kalau benar2 niat melakukannya. makanya sebagai trader juga rasanya perlu waspada sama ulah para spekulan, karena ulah mereka itu kita nggak bisa prediksi sebelumnya. lain dengan faktor fundamental yg bisa kita update beritanya.

Sukarya Mt

@vie.ra:Itu karena dari supply and demandnya. Disitu jelas2 aksi sell dilakukan besar2an. Jadi BOE pasti juga kesulitan mengatasi aksi jual yang masif itu.

Croosssfx

klo gtu si soros serem juga yah..dibalik tubuhnya yang dah tua, dia masih bisa nyerang satu negara melalui mata uang nya.. ==.. tapi memang yang namanya market ga ada kasian - kasiannan, dimana ada kesempatan, itulah yang akan diambil walaupun akan membuat sengsara org banyak ..

Yulian Fr

sek ra mudeng aku





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE