Menu

Strategi Dollar Cost Averaging, Apa Manfaatnya?

Intan Poetri

Begitu banyak strategi investasi yang beredar di masyarakat. Salah satu strategi investasi yang menarik dan cukup mudah dipraktekkan oleh pemula adalah Dollar Cost Averaging.

Pernahkah Anda mendengar soal strategi Dollar Cost Averaging (DCA)? Jika belum pernah mengetahuinya, artikel ini akan mengupas tuntas soal strategi Dollar Cost Averaging, cara menerapkannya, hingga kekurangan dan kelebihannya.

 

Apa Itu Strategi Dollar Cost Averaging?

Secara sederhana, DCA adalah sebuah aksi dimana seseorang berinvestasi secara rutin pada aset yang sama pada jangka waktu tertentu yang telah ditentukan sebelumnya. Tujuan dari Dollar Cost Averaging adalah untuk mengurangi dampak volatilitas dalam pembelian secara keseluruhan (Lump-Sum).

(Baca Juga: 7 Langkah Membuat Rencana Investasi Lengkap Dan Tepat)

Dengan mempraktekkan strategi Dollar Cost Averaging, Anda membeli aset berdasarkan waktu tertentu, bukan harga. Hal ini banyak dipilih oleh investor yang tidak mempunyai banyak waktu untuk menganalisa dan terus mengawasi pergerakan chart untuk menemukan harga terbaik.

 

Cara Menerapkan Dollar Cost Averaging

Untuk melakukan Dollar Cost Averaging, Anda cukup membagi jumlah uang yang dimiliki untuk diinvestasikan dalam jumlah tertentu dan kemudian membeli aset secara berkala, katakanlah setiap bulan.

Strategi Dollar Cost Averaging akan sangat bermanfaat jika Anda ingin menyiapkan dana pensiun, karena yang perlu Anda lakukan hanyalah mengalokasikan sejumlah dana setiap bulannya dari gaji pada instrumen-instrumen tertentu (pada umumnya deposito, indeks saham, atau saham sebuah emiten).

Perhatikan ilustrasi berikut:

Katakanlah Anda mempunyai uang sebesar Rp1,200,000. Jika Anda langsung menyimpan uang sebesar 1.2 juta tersebut dalam tabungan (metode Lump-Sum), harganya selama 1 tahun akan tetap pada angka awal. Namun jika Anda menyisihkan Rp100,000 per bulan dan menginvestasikannya pada aset-aset likuid yang harganya berubah-ubah, ada potensi return lebih tinggi ketika dihitung secara rerata.

Ketika harga aset Anda meningkat di bulan berikutnya, Anda akan mendapatkan jumlah unit lebih sedikit. Sebaliknya jika harga aset sedang turun, Anda akan mendapat lebih banyak unit.

Dengan kesabaran dan investasi terus menerus sebesar Rp100,000 per bulan selama satu tahun, tanpa terpengaruh oleh fluktuasi harga aset di pasaran, harga beli rata-rata aset Anda akan lebih rendah dari harga rata-rata aset di akhir periode investasi.

Nilai aset setelah 1 tahun: 1252.6 x 996 = Rp1,251,175.2

Keuntungan aset: Rp1,251,175.2 - Rp1,200,000 = Rp51,175.2

Setelah setahun, Anda mendapatkan return sebesar Rp51,175.2 rupiah alias 4.3%

Return di atas mungkin bukan jumlah yang besar, namun setidaknya, dana yang Anda investasikan bertumbuh dan tidak minus. Perlu diingat juga, itu baru return untuk 1 tahun. Jika secara rutin melakukan investasi dalam jangka panjang hingga 5-10 tahun, tentu target Anda untuk bisa mengumpulkan dana pensiun bisa terpenuhi.

 

Apa Beda Dollar Cost Averaging Dengan Trading Forex?

DCA adalah strategi yang disukai untuk investasi jangka panjang, terutama bagi orang yang ingin membangun modal untuk masa pensiun (dini). Hal ini tentu berbeda dengan strategi trading forex, di mana tujuan utamanya adalah untuk mendapat keuntungan jangka pendek dari selisih harga beli dan jual mata uang yang berfluktuasi.

DCA bermaksud untuk mengambil keuntungan dari pergerakan nilai aset yang cenderung menguat dari waktu ke waktu, sehingga investor terlindung dari kerugian jangka panjang.

Inilah mengapa DCA menjadi strategi yang disukai untuk investasi saham dibandingkan forex. Pada kondisi perekonomian yang stabil, indeks selalu cenderung lebih tinggi (dengan koreksi selama periode resesi), berbeda dari aset lain yang berfluktuasi lebih rendah seperti obligasi.

 

Tokoh Sukses Pengguna Strategi Dollar Cost Averaging

Sangat banyak pelaku pasar finansial yang menerapkan Dollar Cost Averaging dan merasakan manfaatnya. Anda tentu pernah mendengar investor saham terkenal Warren Buffet, yang menyatakan bahwa waktu favoritnya untuk menyimpan saham adalah sepanjang waktu alias jangka panjang.

CEO Berkshire Hathaway tersebut suka membidik saham-saham dengan fundamental bagus dan mengkoleksinya secara rutin, tak peduli harganya sedang naik maupun turun. Ia tercatat "menabung" saham Coca-Cola selama 32 tahun, American Express selama 27 tahun, serta Procter And Gambler (PnG) selama 15 tahun. Asetnya pun berkembang tidak secara instan, melainkan tumbuh seiring waktu.

Keampuhan Dollar Cost Averaging juga diakui oleh Boris Schlossberg, salah satu pendiri BK Asset Management. Menurut Schlossberg, kesuksesan strategi DCA berasal dari:

  1. Pergerakan naik natural pasar saham.
  2. "hukum bilangan besar" (law of large numbers).

Hukum bilangan besar secara sederhana menyatakan bahwa hasil akan hampir selalu memenuhi ekspektasi, asalkan kita punya sampel yang cukup.

 


Kesulitan Akses Seputarforex?
Buka melalui
https://bit.ly/seputarforex

Atau akses dengan cara:
PC | Smartphone

WASPADAI PENIPUAN
Mengatasnamakan Seputarforex!

Baca Selengkapnya Di Sini
×
  • Pasang Ekstensi VPN Di Browser
    • Search kata kunci "vpn" atau "proxy" di Mozilla AddOns atau Chrome Webstore.
    • Setelah menemukan salah satu vpn (contoh: browsec), klik "pasang" atau "tambahkan".
    • Aktifkan ekstensi.
Anda juga bisa mendapatkan info lebih detail di:
@seputarforex
@seputarforex.fanspage
@seputarforex
×

Cara Utama:
Unduh Aplikasi Seputarforex di Playstore.

Cara Alternatif:
Anda juga bisa mendapatkan info lebih detail di:
@seputarforex
@seputarforex.fanspage
@seputarforex

Haruskah Kita Mencoba Strategi Dollar Cost Averaging?

Setelah membaca ulasan di atas, mungkin Anda ingin segera mencoba Dollar Cost Averaging untuk masa depan investasi yang lebih cerah. Namun, sama seperti banyak hal di dunia ini, selalu ada dua sisi mata uang dalam suatu hal. Begitu juga dengan strategi ini. Sebagai bahan pertimbangan, perhatikan keuntungan dan kerugian strategi Dollar Cost Averaging berikut:

 

Keuntungan Strategi Dollar Cost Averaging

(Baca Juga: Cara Mengatasi Emosi Dalam Trading)

 

Kerugian Strategi Dollar Cost Averaging

 

Seperti yang Anda lihat, tujuan dari strategi ini adalah untuk membangun portofolio investasi dari waktu ke waktu, idealnya tanpa penarikan hingga investasi tersebut matang. Dalam trading forex, istilah Cost Averaging digunakan untuk menggambarkan strategi menambah pada posisi merugi. Bagaimana bisa? Temukan penjelasannya di Macam-Macam Metode Management Modal Trading.



Klik di sini untuk tahu cara belajar dan menguasai trading dengan mudah.




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE