Menu

Trader Legendaris Pencipta Candlestick

Martin

Pencipta Candlestick adalah seorang pengusaha tenar Jepang bernama Munehisa Homma. Inilah kisahnya.

Para trader dan investor yang telah sukses dalam karirnya sebagian besar mendedikasikan pengetahuan dan waktunya guna mengembangkan dunia trading dan investasi seperti mendirikan perusahaan investasi, menjadi konsultan, komentator di berbagai media investasi dan bisnis, mengembangkan software trading, menulis buku, dan lain sebagainya. Kita bisa mengambil manfaat positif dari kisah perjalanan karir dan pandangan mereka tentang dunia trading dan investasi.

 

Munehisa Homma - Trader Abad ke-18, Pencipta Chart Candlestick

Munehisa Homma (1724-1803), trader Jepang yang terkenal pada jamannya, adalah orang yang menciptakan chart candlestick yang sekarang digunakan di seluruh dunia. Mungkin ia adalah pelopor dalam analisa teknikal jauh sebelum trader dari benua Eropa dan Amerika menggunakannya. Menurut rumor, hasil profit dari trading yang telah dibukukan Homma setara dengan US$ 10 milyard nilai sekarang. Munehisa Homma trading pada komoditi beras, salah satu komoditi andalan di Jepang saat itu. Karena kemampuan analisa dan prediksinya sangat mumpuni, Homma diangkat menjadi penasehat keuangan pemerintah Jepang dan memperoleh gelar kehormatan samurai.

Menurut rumor pula, Homma pernah membukukan profit dalam 100 kali trade secara berturut-turut. Mungkin pergerakan harga waktu itu tidak serumit sekarang dan perilaku para pelaku pasar juga berbeda, tetapi bagaimanapun Homma adalah satu diantara trader pada saat itu yang telah berhasil mensiasati pasar dengan kemampuan analisanya. Ide menciptakan indikator yang bisa digunakan untuk memprediksi arah trend adalah gagasan yang cemerlang.

Dalam bukunya yang telah diterjemahkan kedalam berbagai bahasa "The Fountain of Gold – The Three Monkey Record of Money" (ditulis pada tahun 1755) ia menulis bahwa aspek psikologi berperan penting dalam menentukan keberhasilan trading, dan emosi para pelaku pasar sangat menentukan fluktuasi harga komoditi beras. Ia juga memberikan catatan bahwa ketika pergerakan harga bearish adalah waktu yang tepat untuk masuk pasar karena sesudahnya pasti akan naik dengan tajam, dan sebaliknya.

Pada mulanya Homma membuat catatan harga penutupan beras setiap hari pada kertas kulit dengan maksud untuk menentukan trend arah pasar. Dalam perkembangan selanjutnya, ia juga mencatat harga pembukaan, harga tertinggi dan terendah setiap hari dan menggambarkannya seperti pola candlestick yang ada sekarang. Setelah ia tahu bahwa candlestick ciptaannya banyak digunakan oleh sesama trader ia memberikan beberapa nama pada pola-pola tertentu seperti yang kita ketahui sekarang, seperti doji, harami, marubozu dan lainnya.

Homma menulis beberapa buku, dan khusus untuk candlestick ia jelaskan dalam sebuah bukunya dengan sebutan Sakata Rules. Prinsip ini menjelaskan pola-pola candlestick dan cara menggunakannya adalah dasar analisa charting candlestick saat ini. Karena pada saat itu belum ditemukan indikator teknikal seperti RSI, stochastic dan sebagainya, maka bisa dikatakan Homma trading dengan price action murni, yang masih relevan hingga kini.

Bagi Munehisa Homma, pola candlestick sangat bermanfaat untuk menentukan arah pergerakan harga beras, dan bagi trader masa kini, ciptaan Homma yang telah berusia 250 tahun ini sangat berguna untuk menganalisa pergerakan harga pasar, tidak hanya pasar komoditi, tetapi juga pasar saham, futures dan forex.



Klik di sini untuk tahu cara belajar dan menguasai trading dengan mudah.
Indika

Baru ngeh, kalau yg nyiptain candlestick ternyata bapak ini: Munehisa Homma. Jadi trading sudah ada sejak zaman samurai ya. Dulu mainnya pake apa ya? klw skrg kan bs pake aplikasi. Dulu kan belum ada gadget, wkwkwkwkwk

Rizal Sf

Dalam sejarah peradaban manusia, diketahui bahwa pertukaran barang antar individu dimulai dengansistem barter. Umpama seseorang membutuhkan seekor kambing berjumpa dengan orang lain yang menjual dua keranjang apel, lalu setuju saling menukarkan, maka transaksi bisa terjadi. Namun, seiring dengan perjalanan waktu, barter saja tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan. Masalah terutama sistem barter adalah bagaimana jika tak bisa menemukan orang yang kebutuhan dan persediaan barang untuk ditukarkan persis cocok!?

Guna mengatasi kekurangan barter, maka diciptakanlah alat pembayaran atau alat pertukaran dalam berbagai bentuk. Di periode ini, umat manusia menggunakan kerang, manik-manik, batuan langka, dan logam mulia sebagai medium. Namun, perlu diketahui bahwa setiap wilayah bisa menerapkan "mata uang" sendiri berdasarkan apa yang dianggap paling berharga, diakui masyarakat, dan bersifat portabel (mudah dibawa kemana-mana).

Selengkapnya bisa Anda baca di halaman berikut: Sejarah Trading Forex.





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE