Menu

AALI: Pendapatan Turun, Fokuskan Bisnis Ke Sektor Hilir

Utari

Pendapatan PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) di sepanjang tahun 2015 mengalami penurunan sebesar 19.9 persen dari tahun sebelumnya sebesar Rp 16.31 triliun menjadi hanya Rp 13.06 triliun. Penurunan pendapatan perseroan ini terjadi karena harga jual rata-rata CPO yang turun sebesar 15.8 persen menjadi Rp 6.971/kg dari harga sebelumnya sebesar Rp 8.282/kg.

Pendapatan PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) di sepanjang tahun 2015 mengalami penurunan sebesar 19.9 persen dari tahun sebelumnya sebesar Rp 16.31 triliun menjadi hanya Rp 13.06 triliun. Penurunan pendapatan perseroan ini terjadi karena harga jual rata-rata CPO yang turun sebesar 15.8 persen menjadi Rp 6.971/kg dari harga sebelumnya sebesar Rp 8.282/kg. Ditambah lagi beban untuk biaya pinjaman dan rugi selisih kurs serta peningkatan jumlah utang perseroan membuat laba perseroan ini tergerus hampir sebesar 75.3 persen menjadi Rp 619.11 miliar dari sebelumnya Rp 2.5 triliun.

Oleh karena hal tersebut, AALI akan berusaha untuk menaikkan produktivitas dan efisiensi terhadap setiap adanya proses bisnis yang diharapkan bisa menyokong perbaikan kinerja AALI di tahun 2016 ini. Disamping itu, rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) menyetujui rencana terhadap penawaran umum terbatas untuk menambah modal dengan memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMRTD).

Jumlah saham baru yang ditawarkan maksimum adalah 450 juta lembar dengan jumlah dana yang ditarget empat triliun. Dana yang didapat dari HMRTD tersebut akan dimanfaatkan untuk pelunasan utang perseroan. Dengan demikian, pendapatan anak usaha Astra Internasional ini diperkirakan bisa menjadi Rp 16.93 triliun lebih tinggi sedikit bila dibandingkan dengan proyeksi peningkatan pada tahun lalu sebesar Rp 15.11 triliun.

Pengembangan Ke Sektor Hilir

Strategi bisnis lain dalam usaha meningkatkan pendapatan yang dilakukan AALI adalah usaha pengembangan bisnis di sektor hilir. Rudy Chan, Direktur Keuangan Astra Agro Lestari menjelaskan, langkah tersebut diambil mengingat saat ini harga komoditas kelapa sawit yang anjlok dan ia menilai bisnis di sektor hilir memiliki nilai tambah lebih besar dan bea yang dibutuhkan relatif rendah.

Saat ini, AALI sedang membangun pabrik pengolahan minyak kelapa sawit mentah (CPO) yang telah menelan dana investasi mencapai 120 dolar AS di daerah Sulawesi Tengah dengan kapasitas produksi 45 ton per jam. Pabrik tersebut mendapat pasokan tandan buah segar (TBS) sawit dari perkebunan perusahaan. Sedangkan luas perkebunan perseroan mencapai 297,8 ribu hektare yang tersebar di beberapa daerah di Indonesia.

 


Berita Saham Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE