Menu

Ada Risiko NFP Turun, Tapi Dolar AS Masih Atraktif

A Muttaqiena

Pagi ini (2/4) Dolar AS melemah setelah sejumlah laporan indikator ekonomi penting Amerika Serikat tampil mengecewakan. Laporan ketenagakerjaan ADP lagi-lagi turun, demikian pula PMI Manufaktur ISM. Karenanya, sejumlah analis mengantisipasi angka Nonfarm Payrolls (NFP) yang lebih rendah meski tingkat pengangguran dan pendapatan rata-rata mingguan mungkin akan meningkat.

Pagi ini (2/4) Dolar AS melemah setelah sejumlah laporan indikator ekonomi penting Amerika Serikat tampil mengecewakan. Laporan ketenagakerjaan ADP lagi-lagi turun, demikian pula PMI Manufaktur ISM. Karenanya, sejumlah analis mengantisipasi angka Nonfarm Payrolls (NFP) yang lebih rendah meski tingkat pengangguran dan pendapatan rata-rata mingguan mungkin akan meningkat.

 

ADP, ISM Mengecewakan

Laporan ketenagakerjaan Automatic Data Processing menunjukkan bahwa sektor swasta di Amerika Serikat hanya menambah 189,000 pekerjaan bulan lalu. Angka itu merupakan yang paling sedikit sejak Januari 2014 dan jauh lebih rendah dibanding ekspektasi yang mengharapkan peningkatan 225,000 pekerjaan. Dengan ini, laporan ADP telah menunjukkan penurunan dalam empat bulan berturut-turut.

 

(Atas) Data ADP Employment Change April 2014-Maret 2015. (Bawah) Indeks PMI ISM April 2014-Maret 2015.

Sementara data yang lain menunjukkan bahwa indeks PMI Manufaktur Amerika Serikat versi Institute for Supply Management menunjukkan level terendah dalam nyaris dua tahun, turun dari 52.90 pada bulan Februari ke 51.50 pada bulan Maret. Ini juga merupakan penurunan indeks dalam empat bulan berturut-turut, tetapi angka indeks PMI Manufaktur diatas 50 masih mengindikasikan sektor manufaktur yang berekspansi.

Meski mengecewakannya data ADP dan ISM tidak selalu mengindikasikan akan melemahnya NFP, tetapi kedua data tersebut membuat para analis mewanti-wanti akan adanya risiko NFP Maret akan lebih rendah dibanding data Februari. Apalagi NFP pada bulan sebelumnya sempat meroket dari 239,000 ke 295,000, dan membuka peluang bagi data ini untuk melemah di bulan ini. Survei Reuters di kalangan ekonom menyebutkan bahwa laporan NFP besok diperkirakan akan menunjukkan peningkatan 245,000 pekerjaan saja di bulan Maret.

 

Dolar Masih Atraktif

Di sisi lain, para pejabat the Fed mulai dari ketua Janet Yellen, wakilnya Stanley Fischer, serta anggota-anggota FOMC lainnya telah memanfaatkan beberapa waktu terakhir untuk meyakinkan publik bahwa mereka cukup optimis akan pemulihan ekonomi AS dan bahwa apabila kondisi yang menjanjikan ini terus berlanjut maka kenaikan suku bunga bisa dilakukan dalam tahun 2015. Anggota FOMC 2015 Jeffrey Lacker bahkan mengatakan di Greater Richmond Chamber of Commerce pada tanggal 31 Maret kemarin, "Dengan apa yang kita ketahui hari ini, argumen yang kuat bisa dibuat agar suku bunga federal lebih tinggi daripada sekarang. Saya mengharapkan bahwa, kecuali laporan-laporan ekonomi yang akan datang meleset secara substansial dari proyeksi, alasan untuk menaikkan suku bunga akan tetap kuat pada pertemuan (FOMC) bulan Juni."

 

 

Penurunan yield obligasi 10 tahunan hari ini setelah penurunan ADP dan ISM mengindikasikan bahwa pasar tidak begitu mempercayai kata-kata pejabat the Fed tersebut, dengan spekulasi beredar bahwa kenaikan suku bunga bisa diundur hingga akhir tahun 2015, bukan pertengahan 2015 seperti yang diharapkan sebelumnya. Kasper Kirkegaard dari Danske Bank menyebutkan bahwa akibat data yang mengecewakan kemarin, pasar mengekspektasikan probabilitas 20% untuk kenaikan suku bunga pada Juni, dan sekitar 70% probabilitas kenaikan pada September.

Namun demikian, Dolar AS masih dinilai cukup atraktif. Kathy Lien dari BK Asset Management dalam catatannya mengatakan, selama NFP masih diatas 200,000 dan pendapatan rata-rata per-jam masih terus tumbuh, maka kenaikan suku bunga pada musim panas (Juni-Juli-Agustus) masih memungkinkan. Lanjutnya lagi, "Begitu data AS mulai meningkat, sentimen akan bergeser, investor akan kembali ke posisi menjelang pengetatan (moneter) dan Dolar akan break out dari konsolidasinya dan menikmati level tinggi baru. Semakin dekat the Fed dengan kenaikan suku bunga, maka Dolar nantinya akan makin atraktif."

Senada dengan itu, Richard Franulovich dari Westpac juga memandang bahwa data-data AS yang melemah akibat gangguan musiman dan yield yang tidak mendukung bisa mendorong indeks Dolar AS untuk jatuh, tetapi akan naik lagi pada jangka menengah. Katanya, "Kami melihat banyak kelemahan di kuartal 1 yang (hanya) akan negatif sekali saja (cuaca, pemogokan kerja di pantai barat) dan karenanya maka ragam data AS akan makin kukuh, tetapi mungkin tidak akan (terus demikian) hingga musim semi (Maret-April-Mei) berlalu, membantu mengembalikan trend jangka menengah Dolar AS ke uptrend."

Apabila Anda akan bertrading pair-pair mayor, perhatikan juga bahwa sebelum rilis data NFP pada hari Jumat, malam nanti akan lebih dulu dipublikasikan data Jobless Claims dan neraca perdagangan Amerika Serikat yang meski berpengaruh lebih rendah tetapi menurut Lien berpotensi mengkonsolidasikan pergerakan Dolar AS menjelang NFP.


Editorial Forex Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE