ADP Non Farm Employment Tembus 200K, Dollar AS Semakin Kokoh

Menjelang rilis data NFP resmi pemerintah AS jumat akhir pekan, pada awal sesi New York malam ini, rabu (30/11) dirilis data tenaga kerja swasta versi lembaga ADP yang melonjak menembus angka 200K. Hal tersebut menyebabkan pergerakan dollar AS semakin kokoh terhadap sebagian besar major currency seperti yang terlihat pada pukul 20:33 malam ini.

Automatic Data Processing, Inc pada hari Rabu pagi waktu setempat melaporkan data tenaga kerja swasta selama bulan November yang melonjak hingga 216k, jauh melebihi perolehan bulan Oktober lalu dimana ADP Non Farm Employment Change kala itu hanya tumbuh 119k. Hasil ADP yang rilis malam ini juga melampaui estimasi ekonom, 161k.

Pasar tenaga kerja swata bulan November tersebut sekaligus menjadi yang terbesar sejak bulan Desember 2015 lalu, mengindikasikan bahwa perekonomian negeri Paman Sam sedang dalam performa positif menjelang pertemuan FOMC Desember mendatang.

Petinggi The Fed “Akui” Prospek Rate Hike Semakin Menguat

Kondisi pasar tenaga kerja AS secara keseluruhan bergerak sangat positif terutama sejak pertengahan tahun hingga sekarang yang ditandai dengan stabilnya klaim pengangguran mingguan AS yang terus berada dibawah 300k, serta NFP yang tumbuh bertahap seperti yang diungkapkan salah satu petinggi Federal Reserve, Jerome Powell pada hari selasa (29/11) kemarin.

Tingkat Inflasi AS semakin mendekati target The Fed sebesar 2 persen maka peluang untuk menaikan suku bunga acuan pun akan meningkat. Powell menegaskan bahwa perubahan rate Bank Sentral selama tahun 2017 mendatang tergantung dari kondisi fundamental AS, namun secara keseluruhan menurut Powell penting bagi pemegang kebijakan untuk segera menaikan suku bunga pada pertemuan selanjutnya guna menghindari over-heating perekonomian.

Pasca rilis data Tenaga Kerja ADP bulan November, pergerakan Dollar AS sedikit menguat verus mata uang major seperti pada pair EUR/USD berada di level 1.0640 sedangkan GBP/USD 1.2480. Greenback memang alami pelemahan sejak awal pekan, namun trend long term menunjukan Greenback tetap dominan.