Menu

Aksi Jual Pasca Notulen RBA Berlanjut, Dolar Australia Tertekan

Pandawa

Dolar Australia menyerah terhadap Greenback setelah notulen dovish RBA yang diikuti pernyataan Hawkish ketua Fed, Jerome Powell.

AUD/USD belum mampu memulihkan diri dari tekanan jual pasca notulen RBA yang kemarin dirilis dovish. Aksi seller tersebut memang terus berlanjut, terutama setelah munculnya pernyataan hawkish Ketua The Fed, Jerome Powell, dalam testimoninya di hadapan Senat kemarin malam.

Pada sesi Asia hari Selasa (17/7) kemarin, Aussie melonjak setelah rilis data inflasi Selandia Baru yang meskipun di bawah ekspektasi, tapi mencatatkan kenaikan tahunan tercepat sejak 2011. Akan tetapi, reli Aussie yang sempat menyentuh High 0.7438 kemudian dirusak oleh pernyataan dovish dalam notulen RBA, yang mengkonfirmasi bahwa bank sentral Australia tersebut masih jauh dari langkah Rate Hike.

 

AUD/USD Turun Lebih Dalam Setelah Testimoni Powell

Pergerakan AUD/USD kembali goyah saat memasuki sesi Eropa dan semakin merosot di sesi New York kemarin. Dolar Australia tertekan oleh komentar hawkish ketua Fed, Jerome Powell, yang akan melanjutkan kenaikan suku bunga secara bertahap. Pernyataan positif Powell itu lantas mendorong kenaikan Yields Obligasi AS, Greenback, dan saham, sekaligus memberi tekanan terhadap mata uang komoditas seperti AUD dan NZD.

"Dengan kebijakan moneter yang tepat, maka pasar tenaga kerja solid dan inflasi stabil di kisaran 2 persen dalam beberapa tahun ke depan. Kondisi pasar yang kuat dan inflasi yang mendekati target, FOMC percaya bahwa jalan terbaik adalah terus menaikkan suku bunga secara bertahap," kata Powell di hadapan Senat Komite Perbankan AS.

Powell juga sempat membahas meningkatnya tensi perdagangan antara AS dengan China dalam beberapa waktu terakhir yang akan berdampak buruk bagi perekonomian AS. Namun, Powell mengakui bahwa itu adalah hal yang "sulit diprediksi".

 

Apa Kata Analis?

Pernyataan bernada hawkish dari orang nomor satu di Bank Sentral AS kemari turut menyita perhatian ekonom dan analis untuk ikut berkomentar. Salah satu pakar yang berpendapat adalah Rodrigo Catril, seorang analis senior forex di National Australia Bank.


"Intinya, kebijakan perdagangan (kenaikan tarif impor) belum terlihat berdampak terhadap ekonomi, sehingga belum mempengaruhi rencana Fed dalam melakukan Rate Hike. Bagaimanapun juga, Fed tetap bergantung pada data ekonomi dalam mengatur kebijakan moneter mendatang," kata Rodrigo Catril.


Pair AUD/USD diperdagangkan pada level 0.7385 atau berada dekat harga open hari Rabu. Aussie juga mencatatkan pelemahan terhadap Kiwi, Yuan, dan Loonie. Dengan tidak adanya rilis data ekonomi penting di sesi Asia hari ini (18/7), kemungkinan pasar masih menanti pernyataan Powell hari kedua pada sesi New York malam nanti.

 


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE