Menu

Antisipasi Notulen FOMC, Dolar AS Didukung Short-Covering

A Muttaqiena

Dolar AS berupaya mempertahankan penguatannya terhadap beberapa mata uang mayor yang telah dicapai sejak awal pekan.

Seputarforex.com - Dolar AS berupaya mempertahankan penguatannya terhadap beberapa mata uang mayor yang telah dicapai sejak awal pekan. Indeks Dolar AS (DXY) telah meningkat ke 89.79 saat berita ditulis pada pertengahan sesi Asia hari Rabu ini (21/Februari), dari low 88.25 yang tersentuh pada tanggal 16 Februari lalu. Namun, sejumlah analis menilai rebound Dolar AS menjelang rilis Notulen FOMC ini semata short-covering, alias penutupan atas posisi Sell saja.

 

Dolar AS naik tiga hari beruntun terhadap Yen Jepang, dari level terendah 15-bulan yang tersentuh pada hari Jumat. Pasangan mata uang USD/JPY telah mencapai +0.37% sejak pembukaan perdagangan hari ini hingga mencapai level 107.71. Namun, penguatan ini dinilai hanya merupakan reka ulang posisi trading, karena pelemahan Dolar AS dalam beberapa waktu sebelumnya dianggap sudah terlalu berlebihan.

 

"Ini utamanya pembersihan posisi (trading spekulatif) dalam pandangan saya," kata Tareck Horchani dari Saxo Markets Singapura, pada Reuters. Ia menilai, setelah aksi jual sebelumnya, Dolar kemungkinan akan terkonsolidasi versus Yen, dan bisa jadi ada ruang untuk beranjak lebih tinggi dalam jangka pendek. Apalagi, posisi trading Dolar AS versus mata uang negara berkembang terhitung cukup besar dan rentan.

Investor juga menantikan publikasi notulen Rapat Kebijakan Bank Sentral AS (FOMC Meeting Minutes) pada Kamis dini hari (02:00 WIB). Horchani memperkirakan, apabila ada nada hawkish dalam notulen, maka bisa membuat pasar mengharapkan laju kenaikan suku bunga lebih cepat dan membantu Dolar naik lebih lanjut.

Selain itu, investor bakal memantau lelang obligasi pemerintah AS pekan ini untuk mengukur minat pasar pada aset-aset berharga AS. Obligasi 5-tahunan senilai $35 Milyar Dolar akan dilelang pada hari Rabu, sedangkan Obligasi 7-tahunan senilai $29 Milyar Dolar bakal dilelang pada hari Kamis.

Mata uang Dolar AS telah melemah terhadap Yen dan mata uang mayor lainnya dalam beberapa bulan terakhir, diakibatkan sejumlah faktor krusial. Diantaranya, terdapat kerisauan kalau-kalau pembengkakan defisit anggaran negara di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump bakal menjerumuskan perekonomian AS. Peningkatan defisit menuntut pemerintah AS menerbitkan lebih banyak surat utang (obligasi), sehingga respon pada lelang obligasi kali ini dapat meringankan maupun memberikan landasan baru bagi kekhawatiran pasar.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE