Menu

Apresiasi Yen Makin Bandel, Abe Tak Mau Sembarangan Intervensi

N Sabila

Dolar AS melayang di dekat level rendah 17 bulan terhadap Yen di hari Rabu (06/04) pagi ini setelah terpukul lagi pada sesi perdagangan malam tadi akibat komentar PM Jepang, Shinzo Abe, yang menunjukkan bahwa otoritas Jepang tak berminat melakukn intervensi secara sembarangan.

Dolar AS melayang di dekat level rendah 17 bulan terhadap Yen di hari Rabu (06/04) pagi ini setelah terpukul lagi pada sesi perdagangan malam tadi akibat komentar PM Jepang, Shinzo Abe, yang menunjukkan bahwa otoritas Jepang waspada terhadap apresiasi Yen saat ini.



Dolar AS diperdagangkan sedikit berubah ke harga 110.300 yen setelah merosot ke angka 109.92 di akhir perdagangan hari Selasa kemarin. Angka tersebut merupakan level terendah yang dicapai oleh USD/JPY sejak tanggal 31 Oktober 2014. Saat berita ini ditulis, pair tersebut sudah kian merangkak naik ke posisi 110.46.


Shinzo Abe: Hindari "Perang Devaluasi Mata Uang

Shinzo Abe mengatakan kepada Wall Street Journal bahwa Jepang harus menghindari cara untuk melemahkan mata uangnya dengan intervensi dengan sembarangan. Jepang harus menghindari persaingan devaluasi mata uang. Di tengah gejolak pasar global baru-baru ini, Yen telah melaju dengan stabil sepanjang tahun 2016 karena statusnya sebagai mata uang safe-haven.

Di samping itu, ekspektasi bahwa Federal Reserve AS tidak akan menaikkan suku bunga se-agresif rencana di akhir tahun lalu, marak diantisipasi oleh pasar sehingga para investor lebih berhati-hati dengan mengambil tindakan penghidaran risiko.

Akan tetapi, kondisi semacam ini juga didampingi oleh kekhawatiran pasar bahwa pemerintah Jepang akan melakukan intervensi demi mencegah penguatan Yen, karena mata uang yang terapresiasi tidak diinginkan oleh Jepang yang sedang berusaha setengah mati untuk menggenjot perekonomiannya.

Panen Kritik

"Jepang akan menjadi tuan rumah dalam acara G7 summit pada bulan Mei mendatang. (Diperkirakan) negara tersebut tak akan mampu menghindari kritik untuk segera melakukan intervensi dengan cara membeli yen setelah mengadopsi kebijakan suku bunga negatif," kata Junichi Ishikawa, analis IG Securities Tokyo yang dikutip oleh Business Times Singapura.

Bank Sentral Jepang (BoJ) pada Januari lalu menerapkan kebijakan suku bunga negatif, namun dampaknya hanya sedikit saja untuk melemahkan Yen. Ishikawa menambahkan bahwa Jepang juga perlu mengikuti perkembangan politik AS, terlebih lagi setelah kandidat presiden AS, Trump dan Clinton, banyak mengkritik kebijakan Jepang terhadap mata uangnya.

Meski demikian, meski tanpa pernyataan Abe, Yen memang tetap akan menguat sehubungan dengan tergelincirnya pasar saham global dan rendahnya imbal hasil obligasi Pemerintah AS, yang mengikis minat pada Dolar AS, tutup Ishikawa.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE