Menu

Arab Saudi Naikkan Harga Jual Minyak Mentah Untuk Kawasan Asia

A Muttaqiena

Ke depan, kenaikan harga jual minyak mentah resmi Saudi ini diperkirakan akan menjadi patokan tren bagi harga ekspor Irak, Kuwait, dan Iran.

Seputarforex.com - Arab Saudi dilaporkan telah menaikkan harga penjualan resmi (Official Selling Prices/OSP) untuk minyak mentah dari semua grade yang akan dikirim ke kawasan Asia pada bulan Juli. Namun, menyusul kabar ini, harga minyak mentah berjangka Brent dan WTI pada perdagangan Senin pagi (5/6) hanya naik terbatas, masing-masing ke angka $50.05 dan $47.78 per barel.

 

Harga Jual Minyak Saudi Naik Lebih Tinggi Dari Ekspektasi

Menurut Reuters, kenaikan harga minyak mentah untuk pengiriman bulan Juli dari Saudi Aramco ke Asia mencapai 60 sen per barel untuk grade Arab Light, dibanding harga bulan Juni. Ini lebih tinggi dibanding ekspektasi perusahaan-perusahaan pengilangan dan pedagang di Asia, yang hanya memperkirakan kenaikan antara 20-50 sen per barel.

Aramco juga meningkatkan OSP Arab Light ke Eropa Barat Laut sebanyak 35 sen per barel, sedangkan harga jual untuk ekspor ke Amerika Serikat dinaikkan hingga 50 sen per barel.

Langkah-langkah ini sebenarnya selaras dengan perpanjangan kesepakatan pemangkasan output minyak mentah hingga Maret 2018 yang disetujui oleh negara-negara OPEC dan produsen minyak lainnya akhir bulan lalu. Ke depan, OSP minyak mentah Saudi ini diperkirakan akan menjadi patokan tren bagi harga ekspor Irak, Kuwait, dan Iran, sehingga dapat berimbas pada kenaikan harga atas 12 juta barel per hari (bph) minyak mentah yang dikirim ke Asia.

 

AS Keluar Dari Pakta Iklim Paris 2015

Di sisi lain, negara-negara yang tak terlibat dalam kesepakatan tersebut masih terus menggenjot output, termasuk Libya dan Amerika Serikat. Pada penghujung hari Jumat, Baker Hughes melaporkan bahwa jumlah sumur pengeboran minyak (oil drilling rigs) di AS telah meningkat untuk pekan ke-20 berturut-turut ke angka total 733, tertinggi sejak April 2015.

Selain itu, keputusan kontroversial Presiden Donald Trump untuk menarik AS dari Pakta Iklim Paris 2015 turut meningkatkan kerisauan kalau produksi minyak negeri Paman Sam bakal melonjak pesat tanpa adanya niat dari pemerintahnya untuk membatasi penggunaan energi fosil.

Laju peningkatan produksi dari negara-negara tersebut mengancam kemampuan kesepakatan pemangkasan output dalam mendorong kenaikan harga minyak global, sehingga banyak yang meminta agar OPEC kembali mengetatkan kuota. Namun, Menteri Energi Saudi, Khalid Al-Falih, mengatakan bahwa meski pemangkasan bisa diperbesar, tetapi evaluasi atas situasi pasar baru akan dilakukan pada bulan Juli.


Berita Minyak Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE