Menu

AS Buka Pintu Negosiasi Dengan China, Dolar Melemah

Pandawa

AS dikabarkan telah mengundang China untuk kembali memulai pembicaraan lanjut terkait konflik dagang. Kabar ini membantu mata uang komoditas untuk rebound terhadap Dolar.

Di tengah meningkatnya tensi dagang AS-China karena implementasi tambahan bea impor AS yang semakin dekat, muncul perkembangan positif mengenai dibukanya pintu negosiasi lanjutan terkait konflik dagang tersebut. Pemerintahan Presiden Trump dikabarkan mengundang China untuk memulai kembali pembicaraan mengenai perang tarif impor, yang selama ini menjadi masalah bagi kedua negara dan risiko bagi perekonomian global.

 

 

Kabar undangan AS untuk China merebak setelah Larry Kudlow, salah satu pejabat Gedung Putih, mengatakan bahwa Steven Mnuchin selaku Menteri Keuangan AS telah mengirim undangan ke pejabat senior China. Akan tetapi, Kudlow menolak untuk memberikan rincian lebih lanjut perihal undangan tersebut.

"Ada beberapa diskusi dan info yang telah kami terima, (termasuk mengenai) pemerintah China yang setuju untuk melakukan pembicaraan lanjutan terkait masalah tarif perdagangan dengan AS," kata Larry Kudlow.

 

Peluang Negosiasi AS-China Legakan Pasar

Sebelumnya, Presiden Trump telah berencana akan menaikkan tarif tambahan atas barang China senilai $200 miliar dalam waktu dekat. Namun tampaknya, AS lebih memilih untuk mengambil jalur pembicaraan lebih dahulu, karena menilai masih ada peluang tercapainya kesepakatan AS dengan China. Upaya tersebut dilakukan AS menyusul ancaman China sebelumnya, yang akan melapor ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) jika Gedung Putih benar-benar menaikkan lagi tarif impor atas barang China.

Kabar perundingan AS-China untuk menyelesaikan sengketa perdagangan, telah melegakan pasar yang selama beberapa pekan terakhir dikhawatirkan oleh potensi perang dagang antara kedua negara ekonomi terbesar dunia itu. Kekhawatiran yang mereda di kalangan Investor telah menekan pergerakan Dolar AS, terutama versus mata uang komoditas.

 

 

Pada chart H4 di atas, Indeks Dolar (DXY) terlihat berada di level 94.81, atau melemah dibandingkan sesi perdagangan sebelumnya. Pelemahan Greenback sangat terlihat terhadap mata uang komoditas seperti Dolar Australia, Dolar NZ, dan Dolar Kanada sejak sesi New York Rabu malam, terutama setelah rilis data Inflasi Produsen AS bulan Agustus melambat.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE