Menu

AS Susah Diajak Kurangi Produksi, Harga Minyak Merosot Lagi

A Muttaqiena

Harga minyak mentah makin depresi menyaksikan keengganan perusahaan-perusahaan migas AS untuk mengurangi produksi di tengah jatuhnya permintaan akibat COVID-19.

Seputarforex.com - Harga minyak mentah melanjutkan kemerosotan untuk hari keempat beruntun. Selepas pengumuman pemangkasan produksi minyak OPEC+ yang mengecewakan pada pekan lalu, ternyata Amerika Serikat juga mengalami kesulitan dalam mengurangi produksinya. Padahal, negeri Paman Sam merupakan produsen minyak terbesar di dunia saat ini.

Saat berita ditulis, harga minyak WTI telah mencatat penurunan harian nyaris 2.5 persen di kisaran USD20.90-an per barel. Brent bahkan ambruk 2.75 persen ke kisaran USD28.00 per barel.

American Petroleum Institute melaporkan bahwa inventori minyak mentah AS bertambah 13.1 juta barel dalam periode sepekan yang berakhir tanggal 10 April 2020. Data tersebut melampaui ekspektasi analis yang hanya sebesar 11.7 juta barel.

"Investor melepas posisi short, setelah mengonfirmasi adanya kenaikan dalam stok minyak mentah AS," kata Kazuhiko Saito, kepala analis di Fujitomi, sebagaimana dilansir oleh Reuters. Padahal menurutnya, sejak sebelum rilis laporan API pun, investor sudah melakukan aksi jual agresif karena ekspektasi tambahan stok yang cukup besar.

Amerika Serikat kini menjadi batu sandungan dalam upaya berbagai negara untuk mendongkrak harga minyak. Sesuai kesepakatan informal dengan kartel OPEC+, Amerika Serikat sedianya juga akan melakukan pemangkasan produksi minyak. Hanya saja, sifatnya sukarela bagi perusahaan-perusahaan migas swasta. Dalam situasi tersebut, sejumlah perusahaan migas Texas bersikukuh menolak untuk mengurangi produksi mereka dengan dalih langkah itu bakal semakin mempersulit kondisi perusahaan.

Di sisi lain, sejumlah harapan untuk kebangkitan harga minyak telah mulai bermunculan. Ada rumor bahwa International Energy Agency (IEA) akan melakukan pembelian hingga beberapa juta barel untuk menggenjot permintaan dalam masa pandemi COVID-19 ini. Pada hari Selasa, Departemen Energi AS juga mengatakan tengah bernegosiasi dengan sembilan perusahaan energi untuk memboyong sekitar 23 juta barel minyak domestik ke Cadangan Minyak Strategis (SPR) yang dikelolanya.


Berita Minyak Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE