Menu

ASII: Kinerja Akhir Tahun Kian Positif

Alia Tarmizi

Sejak awal tahun, PT Astra International Tbk. tertatih-tatih menghadapi kompetisi di pasar. Namun menjelang akhir 2018 ini, kinerja otomotif perseroan mulai tumbuh.

Selama sembilan bulan pertama tahun ini, PT Astra International Tbk mampu membuktikan kekokohan perseroan dalam menghadapi kompetisi. Meski kontribusi dari segmen otomotif tumbuh hanya satu digit, kontribusi dari segmen lain meningkat cukup tajam.

Berdasarkan laporan keuangan perseroan untuk periode perhitungan hingga September 2018, emiten dengan sandi ASII tersebut membukukan pendapatan bersih sebesar Rp174.88 triliun, meningkat 16% jika dibandingkan dengan periode sama di tahun sebelumnya (yoy).

Laba bersih peseroan tumbuh pada laju 21% ke level Rp17.07 triliun (yoy), lebih tinggi dari periode sebelumnya yang hanya sebesar Rp14.16 triliun. "Kami berharap konsolidasi akan mencapai kinerja tahunan yang baik, meski persaingan sengit di pasar mobil serta pelemahan harga minyak kelapa sawit harus tetap diwaspadai,” kata Presdir Astra International, Prijono Sugiarto.

Kinerja Entitas Anak

Secara keseluruhan, laba bersih Grup selama periode sembilan bulan 2018 meningkat, disebabkan penambahan kontribusi dari segmen bisnis alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi, segmen jasa keuangan, dan segmen otomotif, yang melebihi dari penurunan kontribusi segmen agribisnis.

Sementara itu, pelemahan mata uang Rupiah selama periode ini menekan marjin terhadap bisnis manufaktur Grup. Dampak tersebut diimbangi oleh bisnis-bisnis berbasis komoditas Grup, aktivitas ekspor, serta meningkatnya keuntungan selisih kurs.

Nilai aset bersih per saham Grup tercatat sebesar Rp3.27 triliun pada 30 September 2018, 7% lebih tinggi dibandingkan posisi akhir tahun sebelumnya. Kas bersih di luar Grup anak perusahaan jasa keuangan mencapai Rp1.7 triliun, turun dibandingkan dengan nilai kas bersih sebesar Rp2.7 triliun pada 31 Desember 2017. Hal ini disebabkan oleh investasi Grup pada bisnis jalan tol dan GO-JEK, serta belanja modal pada bisnis kontraktor penambangan. Anak perusahaan Grup segmen jasa keuangan mencatat utang bersih sebesar Rp47.8 triliun, dibandingkan dengan Rp46.1 triliun pada akhir tahun 2017.

Laba bersih dari bisnis otomotif Grup meningkat 7% menjadi Rp7 triliun, terutama disebabkan oleh meningkatnya penjualan sepeda motor. Penjualan mobil secara nasional meningkat 7% selama periode ini menjadi 857,000 unit. Namun, penjualan mobil Astra turun 4% menjadi 424,000 unit karena meningkatnya kompetisi, sehingga pangsa pasar Astra menurun dari 55% menjadi 50%.

Pertumbuhan laba bersih Grup yang paling besar berasal dari segmen alat berat, pertambangan, konstruksi, dan energi, yang meningkat sebesar 60% menjadi Rp5.4 triliun.


Berita Saham Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE