Menu

ASII: Kinerja Tak Bagus, Ganti Fokus Ke Tiga Sektor Lain

Utari

PT Astra International Tbk (ASII) memperoleh laba bersih kuartal I tahun 2016 yang turun hingga 22 persen karena daya beli masyarakat dinilai rendah. Oleh sebab itu, saat ini ASII sedang mulai merintis strategi bisnis baru yaitu dengan melakukan ekspansi bisnis ke sektor infrastruktur, logistik, dan properti dalam rangka ingin meningkatkan pertumbuhan perusahaan dalam jangka waktu panjang.

PT Astra International Tbk (ASII) memperoleh laba bersih kuartal I tahun 2016 yang turun hingga 22 persen karena daya beli masyarakat dinilai rendah. Oleh sebab itu, saat ini ASII sedang mulai merintis strategi bisnis baru yaitu dengan melakukan ekspansi bisnis ke sektor infrastruktur, logistik, dan properti dalam rangka ingin meningkatkan pertumbuhan perusahaan dalam jangka waktu panjang.

Sebagai realisasi dalam mewujudkan ekspansi bisnis tersebut, pihak ASII akan menaikkan belanja modal (capital expenditure) pada sektor tersebut sampai 152 persen yakni senilai Rp 5.3 triliun. Pulus Bambang Widjanarko selaku Direktur ASII menjelaskan, perseroan akan membuat alokasi dana sebesar Rp 1.6 triliun dari capex untuk infrastruktur, sedangkan untuk logistik dan properti senilai Rp 5.3 triliun atau sekitar 39 persen dari total anggaran belanja modal.

Dia juga menyatkan, ASII sudah memenangkan dan mengantongi proyek Serpong-Balaraja sepanjang 31 km dan perseroan juga telah memegang saham kepemilikan sebesar 25 persen di ruas tol tersebut. Namun, saat ini proyek tersebut masih berada dalam proses pembentukan BPJT.

Disamping itu, dana dari capex senilai Rp 1.3 triliun akan digunakan untuk merampungkan pembangunan jalan tol Mojokerto-Kertosono yang digarap oleh PT Marga Harjaya Infrastruktur (MHI) dan juga ruas tol sepanjang 72.6 km di ruas tol Semarang-Solo milik PT Trans Marga jateng (TMJ).

Total capex untuk sektor otomotif masih sebesar 20 persen, 15 persen ke sektor agribisnis, sedangkan 21 persen untuk anak usaha PT United Tractors Tbk (UNTR) dan sisanya untuk bisnis lain. Seluruh dana belanja modal (capital expenditure) bersal dari kas internal perseroan. Dengan demikian, pertumbuhan bisnis non otomotif bisa sedikit membantu untuk menutupi adanya penurunan di sektor otomotif.


Berita Saham Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE