Menu

Aussie Tertekan Akibat Data Domestik Buruk, Ekspor China Ambruk

A Muttaqiena

Dolar Australia tertekan di sesi Asia hari Rabu (9/3) akibat lemahnya sentimen konsumen dan data perumahan setempat. Sementara itu, memburuknya data ekspor dan impor China yang merupakan partner dagang utamanya pun menjadi pusat keprihatinan sejak sesi New York tadi malam.

Dolar Australia tertekan di sesi Asia hari Rabu (9/3) akibat lemahnya sentimen konsumen dan data perumahan setempat. Sementara itu, memburuknya data ekspor dan impor China yang merupakan partner dagang utamanya pun menjadi pusat keprihatinan sejak sesi New York tadi malam.

AUD/USD sempat menyusut hingga 0.7411 tadi pagi, meski kemudian sedikit meningkat dan kini diperdagangkan di kisaran 0.7435. AUD/JPY juga melorot hingga 83.34, area pergerakan terendah dalam sepekan.

Dari Australia dilaporkan, Westpac-Melbourne Institute Consumer Sentiment Index turun 2.2% di bulan Maret ini, padahal di periode sebelumnya meningkat 4.2%. Pinjaman perumahan (home loans) untuk bulan Januari pun jatuh 3.9% (YoY), dan pembiayaan perumahan (housing finance) turun 1.6% setelah sebelumnya naik 0.6%.

 

Imlek Dan Perlambatan Ekspor

Di sisi lain, minat akan safe haven menunjukkan sedikit peningkatan hari ini, setelah ekspor China kemarin dilaporkan minus 25.4% (YoY) pada bulan Februari, padahal sebelumnya diperkirakan hanya akan turun hingga 12.5%. Jumlah pengiriman ke luar negeri tercatat berkurang untuk semua daerah tujuan ekspor utama, termasuk Amerika Serikat, Jepang, Jerman, dan negara-negara ASEAN. Selain itu, impor pada bulan yang sama juga minus 13.8% (YoY).

Memburuknya data-data tersebut ditengarai disebabkan oleh perayaan Imlek yang tiba pada awal Februari, sehingga banyak liburan panjang dimana pabrik-pabrik ditutup dan pengiriman barang ditunda. Namun demikian, hal ini tetap membangkitkan kembali kecemasan di pasar akan perlambatan ekonomi global, karena data ekspor dan impor China bulan Januari pun telah mengalami penurunan tajam.

Frederic Neumann dari HSBC Holdings Plc di Hong Kong menyampaikan pada Bloomberg, "Ekspor (China) berkurang lagi di Februari, menggaribawahi penurunan permintaan global.... Harapan akan pemulihan global perlu disadarkan oleh angka-angka seperti ini. Mudah untuk menyalahkan (kelemahan data ini pada) Tahun Baru China, tetapi ada wabah yang lebih parah yang kian menonjol pada angka-angka tersebut."


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE