Menu

Bad Rabbit: Serangan Bitcoin Ransomware Terus Berlanjut

Yodik Prastya

Para hacker pencipta virus Ransomware menuntut pembayaran Bitcoin senilai $300 jika korbannya ingin mendapatkan file-nya kembali.

Ransomeware merupakan virus yang dapat menginfeksi komputer atau smartphone kita. Virus ini bisa mengenkripsi file-file yang ada di komputer maupun smartphone, sehingga file tersebut tidak bisa dibuka kecuali dengan program (password) dari pencipta virus itu. Biasanya virus ini digunakan oleh hacker untuk memeras korban yang terkena virus Ransomware dengan syarat membayar sejumlah uang agar file yang dienkripsi bisa di buka lagi.

Baru-baru ini, ada dilema tentang penyebaran Virus Bitcoin Ransomware yang sudah menginfeksi ratusan komputer di Eropa. Para hacker pencipta virus tersebut menuntut pembayaran Bitcoin senilai $300 jika korbannya ingin mendapatkan file-nya kembali.

 

Dikenal sebagai Bad Rabbit, Ransomeware anonymous (tidak diketahui asalnya) itu menuntut tebusan sebesar 0.05 BTC ($ 290) untuk password komputer (file) yang di enkripsi virus tersebut. Menurut perusahaan Kaspersky Cybersecurity, penyebaran virus ini berfokus pada Rusia dan Ukraina, serta dilaporkan bahwa virus tersebut juga sudah menginfeksi ratusan komputer di Turki dan Jerman.

Kaspersky Cybersecurity mengungkapkan bahwa virus-virus tersebut sulit diidentifikasi, dan biasanya bisa ditemukan jika ada web (iklan) yang menawarkan update pemasangan Adobe Flash Player. Kasperksky Cybersecurity juga menyebutkan bahwa pada awalnya kebanyakan situs web yang disusupi malware tersebut adalah situs berita dan media. Namun, pada hari Kamis (26 Oktober), Bandara Odessa dan sistem pembayaran Metro Kiev juga ikut menjadi korban serangan Ransomeware Bad Rabbit. Banyak kerusakan dan kerugian yang terjadi akibat ulah virus tersebut.

Virus Bad Rabbit dan WannaCry memiliki tuntutan tebusan yang hampir sama, namun virus ini tidak menghapus data korban seperti virus NotPetya.

Kaspersky menambahkan, belum diketahui pengembalian kendali penuh akan diberikan atau tidak jika para korban mengirim uang tebusan tersebut.

Sebenarnya kekhawatiran tentang wallet anonim yang dimiliki mata uang kripto ini sudah dilontarkan oleh Presiden Rusia, Vladimir Putin. Dia khawatir sifat anonim (tidak diketahui dan tidak bisa dilacak) tersebut akan menjadi senjata para penjahat cyber dalam melakukan aksinya.


Berita Kripto Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE