Menu

BoJ Pertahankan Kebijakan, Tambahan Stimulus Hanya Masalah Waktu

N Sabila

Bank Sentral Jepang (BoJ) mempertahankan kebijakan stimulus moneternya untuk bulan Maret ini karena para pembuat kebijakan masih mengukur dampak strategi suku bunga negatif yang mereka adopsi pada bulan Januari. Yen diperdagangkan di harga 113.68 per Dolar AS setelah laporan ini dirilis.

Bank Sentral Jepang (BoJ) mempertahankan kebijakan stimulus moneternya untuk bulan Maret ini karena para pembuat kebijakan masih mengukur dampak strategi suku bunga negatif yang mereka adopsi pada bulan Januari. Gubernur Haruhiko Kuroda dan rekan-rekannya di BoJ tetap menjaga tingkatan target basis moneter saat ini dan membiarkan tingkat suku bunga acuan tetap di minus 0.1 persen, kata BoJ dalam pernyataannya hari Selasa (16/03) ini.



Kebijakan BoJ kali ini sesuai dengan ekpektasi sebagian besar pasar. Di samping itu, BoJ menegaskan bahwa mereka akan menambah pelonggaran jika dibutuhkan. Hasil pengambilan suara untuk kebijakan moneter BoJ kali ini adalah 7-2 untuk suku bunga negatif saat ini dan 8-1 dalam hal target pelonggaran moneter.

Mengingat angka inflasi yang masih jauh dari target 2 persen dan pertumbuhan ekonomi yang masih masih belum bisa dikatakan lancar, para analis meramalkan bahwa tambahan stimulus BoJ hanyalah masalah waktu. Kemungkinan penambahan stimulus itu kian bertambah bagi Kuroda, bersama dengan sentimen perusahaan dan konsumen yang memudar, serta para investor yang mempertanyakan apakah kebijakan moneter BoJ saat ini sudah mencapai batas.

Tambah Pelonggaran Bulan Juli?

Yasuhide Yajima, Kepala Ekonom NLI Research Institute yang diwawancarai oleh Bloomberg sebelum kebijakan tersebut dirilis mengatakan bahwa BoJ akan tetap berada pada langkah wait-and-see. Yajima sendiri memperkirakan pelonggaran lebih jauh akan dilaksanakan pada bulan Juli, ketika data inflasi mendekati target BoJ.

Yen diperdagangkan di harga 113.68 per Dolar AS setelah laporan ini dirilis di Tokyo. Yen telah mencapai penguatan total hampir 6 persen daripada posisinya saat awal tahun. Apresiasi terhadap Yen melemahkan daya saing untuk ekspor Jepang sehingga BoJ harus menambah pelongggaran besar-besaran pada bulan Januari lalu.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE