Menu

BoJ Tak Juga Tambah Pelonggaran, Bull Yen Makin Ugal-Ugalan

N Sabila

Kendati kebijakan moneter BoJ bulan ini sudah sesuai dengan sebagian besar ekspektasi pasar, Yen masih membandel dengan mencetak lonjakan lebih dari 1 persen terhadap Dolar AS dimana USD/JPY menyentuh level 104.5,level terendah sejak bulan September 2014.

Bank Sentral Jepang (BoJ) mempertahankan suku bunganya di hari Kamis (16/Juni) ini dan membuat Yen makin perkasa. Spekulasi tentang intervensi pasar yang akan menghentikan penguatan Yen makin santer merebak. Di akhir rapat yang telah digelar sejak dua hari lalu bersamaan dengan rapat FOMC, BoJ mengatakan pihaknya akan melanjutkan operasi pasar uang dengan laju tahunan sebanyak 80 triliun Yen dan mempertahankan suku bunga negatif di posisi minus 0.1 persen.


Kendati kebijakan moneter BoJ bulan ini sudah sesuai dengan sebagian besar ekspektasi pasar, Yen masih membandel dengan mencetak lonjakan lebih dari 1 persen terhadap Dolar AS dimana USD/JPY menyentuh level 104.5,level terendah sejak bulan September 2014. Sedangkan GBP/JPY jeblok 1.1 persen menuju 148.50 yen, level terendah sejak bulan Agustus 2013.


BoJ Bergeming, Tapi Bull Yen Makin Bising

Mata uang Jepang telah menghimpun reli sebanyak 13.5 persen tahun ini terhadap greenback, dan mengakibatkan kerugian pada perusahaan-perusahaan Jepang yang fokus pada ekspor. "Sungguh menarik jika kita melihat pasar saat ini, kebijakan (BoJ) tak berubah tapi ada ayunan yang besar di pasar. Ini membuat investasi jadi makin sulit bagi para investor," catat Martin Lakos, Direktur Divisi di Macquarie yang dikutip oleh CNBC. Menurut Lakos, dengan ini pergolakan di pasar akan terus berlanjut dan bisa saja memaksa para pembuat kebijakan untuk melangkah masuk dengan cara intervensi.


Risiko Intervensi Meningkat

"Para pembuat kebijakan BoJ sebenarnya telahmenghabiskan lebih banyak waktu untuk mengamati pasar ekuitas daripada kondisi aktual yen, dan apabila hal itu memberikan dampak negatif yang signifikan pada saham-saham, risiko intervensi akan meningkat," kata Mitul Kotecha, Kepala Asia FX dan Ahli Strategi di Barclays.

Pendapat senada juga datang dari ekonom HSBC, Izumi Devalier yang juga diwawancarai oleh CNBC. Menurutnya, absennya tambahan stimulus di hari Kamis ini membebani kepercayaan pasar pada komitmen bank sentral untuk menaikkan inflasi. "Akibatnya, keadaan diterjemahkan menjadi penguatan yen, dan jika sudah demikian maka pekerjaan BoJ akan makin sulit," pungkasnya.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE