Menu

BoJ Tak Ubah Kebijakan, Analis: Sampai Kuroda Pensiun

N Sabila

Mayoritas survei ekonom mengatakan bahwa mereka tidak memperkirakan adanya tambahan pelonggaran sebelum Gubernur Haruhiko Kuroda pensiun pada bulan April 2018.

Seputarforex.com - Bank Sentral Jepang (BoJ) memutuskan untuk tidak mengubah tingkat suku bunga pada hari Selasa (20/Desember) pagi ini, setelah rapat kebijakan moneter reguler digelar. Rapat BoJ pada bulan Desember ini cukup dinantikan, karena pasar memasang sejumlah ekspektasi terhadap ekonomi dan kondisi pasar Jepang setelah terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden AS.



BoJ meng-upgrade penilaiannya terhadap perekonomian, dengan mengatakan bahwa tren pemulihan ekonomi secara moderat masih terus berlanjut. Sektor ekspor Jepang dinilai meningkat. Suku bunga untuk target jangka pendek dan jangka panjang dipertahankan berikut kebijakan yield curve control. Kebijakan moneter hari ini sesuai dengan ekspektasi 39 orang ekonom yang disurvei oleh Bloomberg.

Sebagian besar analis memang telah memprediksikan bahwa BoJ akan tetap mempertahankan tingkat suku bunganya dalam beberapa bulan ke depan, meskipun kemenangan Donald Trump sempat membuat Yen menguat dan mengancam pencapaian target inflasi negara tersebut. Mayoritas survei ekonom mengatakan bahwa mereka tidak memperkirakan adanya tambahan pelonggaran sebelum Gubernur Haruhiko Kuroda pensiun pada bulan April 2018.

Fokus sekarang telah beralih pada upaya BoJ untuk mempertahankan lonjakan yield di tengah sell-off obligasi global. Bank sentral tersebut juga menukar framework kebijakan pada bulan September lalu menjadi yield curve control, demi melancarkan program stimulusnya yang kian mendekati batas.


Lega Karena Yen Melemah

"Tambahan pelonggaran tampak tak mungkin dilakukan untuk beberapa waktu ke depan," kata Kazuhiko Ogata, Kepala Ekonom Jepang di Credit Agricole SA, kepada Bloomberg sebelum pengumuman kebijakan. "Lemahnya Yen telah meredakan kekhawatiran akan makin buruknya outlook inflasi BoJ."

Yen diperdagangkan pada angka 117.26 per Dolar pada pukul 11:53 pagi waktu Tokyo, setelah menyentuh level rendah 10 bulan minggu lalu. Lemahnya Yen memotori tekanan inflasi karena harga barang-barang impor yang masuk Jepang akan meninggi dan profit perusahaan pun terdorong naik.

Saat berita ini ditulis, USD/JPY telah sedikit naik dengan diperdagangkan di angka 117.39. Yen sempat menguat 13 persen semenjak terpilihnya Trump, tetapi kemudian tumbang hingga 10 persen. Credit Suisse Group pekan lalu merevisi turun prediksi tiga bulannya untuk USD/JPY ke 122 dari 111.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE