Menu

Brexit Ditunda Lagi Sampai Oktober, Poundsterling Tetap Loyo

A Muttaqiena

Pasangan mata uang GBP/USD hanya naik tipis setelah Uni Eropa mengabulkan permintaan Inggris atas penundaan brexit untuk kedua kalinya dalam sebulan terakhir.

Pasangan mata uang GBP/USD hanya naik tipis setelah Uni Eropa mengabulkan permintaan Inggris untuk menunda brexit hingga beberapa bulan ke depan. Saat berita ditulis pada awal sesi Eropa hari Kamis ini (11/April), Sterling diperdagangkan sekitar 1.3087 terhadap Dolar AS, masih dekat level penutupannya kemarin. Sementara itu, EUR/GBP nyaris statis di sekitar level 0.8615, dan GBP/JPY hanya naik 0.1 persen ke level 145.40-an.

Pada sesi New York, para petinggi Uni Eropa akhirnya bersedia memberikan ekstensi brexit hingga tanggal 31 Oktober mendatang, selama belum ditemukan kesepakatan tertentu yang dapat disetujui oleh kedua belah pihak. Deadline kali ini bersifat fleksibel; artinya, brexit dapat dilakukan sebelum 31 Oktober, jika sudah tercapai suatu kesepakatan tertentu.

"Ekstensi ini fleksibel sebagaimana saya perkirakan, dan sedikit lebih pendek daripada yang saya harapkan, tetapi masih memadai untuk menemukan solusi terbaik," ungkap Presiden European Council, Donald Tusk, "Tolong jangan sia-siakan masa (perpanjangan) ini."

Pengunduran deadline brexit tersebut lebih lama dibandingkan penundaan hingga 30 Juni yang diinginkan PM Theresa May, tetapi lebih singkat dibandingkan ekspektasi pasar. Sebelumnya, para analis sempat memperkirakan penundaan hingga Desember 2019 atau lebih lama lagi.

Poundsterling nyaris tak bergeming sama sekali. Penundaan brexit untuk kedua kalinya dalam tempo sebulan itu dianggap masih sesuai dengan ekspektasi mayoritas pelaku pasar, bahwa Inggris dan Uni Eropa akan sama-sama berusaha menghindari skenario terburuk "No-Deal Brexit". Namun, keputusan itu juga tak memberikan kejelasan apapun mengenai bagaimana Inggris akan merealisasikan rencananya untuk keluar dari Uni Eropa.

"Setidaknya, tidak akan ada 'No-Deal Brexit' bulan ini. Namun, meski saya bukan pakar politik Inggris, tampaknya sulit bagi parlemen untuk mencapai suatu kesepakatan," kata Kazushige Kaida dari State Street Bank, kepada Reuters. Lanjutnya, "Setelah gejolaknya reda, saya perkirakan akan ada aksi jual pada Sterling."


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE