Menu

Cadangan AS Menurun, Harga Minyak Malah Merosot Tajam

M Septian

Harga minyak terus merosot tajam meskipun terjadi pengurangan besar-besaran persediaan minyak mentah AS. Hanya saja, stok gasoline dan bahan bakar distilasi membumbung tinggi melebihi perkiraan.

Harga minyak terus merosot tajam meskipun terjadi pengurangan besar-besaran persediaan minyak mentah AS. Hanya saja, stok gasoline dan bahan bakar distilasi membumbung tinggi melebihi perkiraan.

Sejak sore kemarin hingga pagi ini (7/1), harga minyak berjangka melemah secara signifikan, Brent dan WTI masing-masing telah menyusut 5.6 dan 7.13 persen. Pada awal sesi Asia hari ini saja, kontrak West Texas Intermediate (WTI) pengiriman Februari di bursa NYMEX merosot USD 0.74 atau sekitar 2.24 persen menjadi 33.23 Dolar AS per barel, sementara Brent sebagai tolok ukur minyak internasional turun USD 0.77 atau 2.25 persen menjadi hanya USD 33.46 per barel.

Laporan resmi pemerintah AS mengenai dari Energy Information Administration (EIA) menunjukkan bahwa cadangan minyak mentah berkurang 5.085 juta barel pada pekan hingga 1 Januari 2016, tak sesuai dengan prediksi dari Reuters yang memperkirakan terjadi peningkatan 133ribu barel. Penurunan stok minyak AS yang cukup banyak tersebut ternyata tak mampu mendorong naik harga, karena produksi minyak AS menanjak menjadi 9.22 juta barrel pekan lalu, rekor tertinggi sejak Agustus. Persediaan gasoline dan bahan bakar distilasi juga semakin melimpah, masing-masing bertambah sebesar 10.576 dan 6.308 juta barel melebihi perkiraan analis.

Membanjirnya Pasokan Minyak Global

Besarnya output dari Amerika Serikat, Saudi Arabia, Iraq dan negara lain telah menenggelamkan harga dalam banjir pasokan minyak sejak pertengahan tahun lalu. Para analis juga memprediksi kondisi kelebihan pasokan minyak ini akan bertahan setidaknya sampai dengan paruh pertama tahun depan. Sebagai tambahan, Iran yang embargonya segera akan terhapus, diperkirakan menambah produksi minyaknya hingga 500ribu barel perhari.

Pada pertemuan terakhir 4 Desember lalu, OPEC mengumumkan rencana untuk tetap mempertahankan produksi minyak pada level tinggi walaupun harga sedang rendah. Harga minyak terpuruk mencapai 30 persen karena tingginya produksi dari kartel minyak terbesar di dunia itu. Menurut kabar terbaru, salah satu sumber telah menyampaikan kepada Reuters bahwa kelompok tersebut memutuskan untuk menambah produksi minyaknya menjadi 31.5 juta barel per hari dari sebelumnya hanya 30 juta barel.


Berita Minyak Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE