Menu

Calon Gubernur BoJ Mengecewakan, Potensi USD/JPY Kian Bullish

A Muttaqiena

Calon Gubernur BoJ Kazuo Ueda mengatakan bahwa tingkat suku bunga Jepang yang sangat rendah saat ini sudah sesuai.

Seputarforex - Kurs USD/JPY membukukan kenaikan fantastis sekitar 1.2 persen sampai kisaran 136.40-an dalam perdagangan sesi New York hari Jumat (24/Februari). Apresiasi greenback dan kenaikan proyeksi bunga The Fed memberikan kontribusi terbesar dalam reli ini, demikian pula kekecewaan pasar pada sikap calon pimpinan Bank Sentral Jepang (BoJ).

Grafik USD/JPY Daily via TradingView

Data inflasi inti Jepang tadi pagi menunjukkan kenaikan sesuai ekspektasi dari 4.0 persen ke 4.2 persen (Year-on-Year) untuk periode Januari 2023. Namun, kenaikan itu belum mampu mendesak para pejabat BoJ untuk bersikap lebih hawkish.

Kazuo Ueda, kandidat terkuat untuk menggantikan Gubernur BoJ Haruhiko Kuroda, mengatakan kepada Parlemen Jepang bahwa tingkat suku bunga rendah saat ini sudah sesuai. Ia berpendapat kenaikan inflasi Jepang sekarang terutama diakibatkan oleh lonjakan harga impor bahan baku dan bukan karena penguatan permintaan domestik, sehingga suku bunga harus tetap rendah demi mendorong kenaikan inflasi yang sesuai dengan target bank sentral.

Para analis langsung menanggapi pandangannya dengan merevisi proyeksi yen ke depan. Lee Hardman, analis mata uang senior di MUFG, menilai yen terancam makin melemah. Setelah tembus ambang 135.00, reli USD/JPY dapat terus berlanjut sampai MA 200-Day yang berada di atas ambang 137.00.

Kit Juckes, kepala pakar strategi FX di Societe Generale, juga mengkritik keras Ueda dalam komentar pasarnya hari ini. Ia menilai opini Ueda membebani yen, bahkan dapat mendorong USD/JPY sampai 140.00 apabila yield US Treasury terus meningkat.

"Dia (Ueda) berpikir jalan ke depan yang tepat adalah dengan melanjutkan pelonggaran moneter sambil mencari cara (lain) untuk merespons situasi (pasar keuangan Jepang) saat ini. Dengan kata lain, kita bisa mengharapkan (BoJ) lebih banyak mengutak-atik pengendalian kurva yield (YCC), tetapi tidak bisa mengharapkan kebijakan moneter yang lebih ketat."

"Saya menduga upaya mengutak-atik YCC akan berakhir sama gagalnya dengan upaya Inggris untuk mengutak-atik pegging sterling dalam ERM (kebijakan Inggris sebelum Black Wednesday 1992 -red). Untuk saat ini, penguatan yen tidak mendapatkan dorongan jangka pendek. Dia (Ueda) juga mengesampingkan kenaikan inflasi."

"Larry Summers (mantan Menkeu AS -red) mengatakan kepada Bloomberg bahwa kita harus menganggap Kazuo Ueda sebagai ' Ben Bernanke -nya Jepang', karena mereka kuliah di MIT pada waktu yang sama dan memiliki pembimbing tesis yang sama. Apakah itu sesuatu yang menggembirakan atau tidak, terserah Anda..." kata Juckes.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE