Menu

China Bantah Sinyalemen Trump, Dolar AS Terguling Lagi

A Muttaqiena

Dolar AS melemah versus Yen, setelah China menyatakan tak pernah mengontak kubu Donald Trump untuk membujuk dibukanya perundingan dagang lagi.

Dolar AS merosot lagi sebesar nyaris 0.5 persen ke kisaran 105.60-an terhadap Yen dalam perdagangan sesi Asia (27/Agustus), setelah Presiden AS Donald Trump dicurigai telah mengatakan hal yang tidak benar dalam ajang KTT G7 mengenai telepon dari China. Sentimen pasar kembali memburuk meski sedikit sekali jadwal rilis data ekonomi, karena minimnya sinyal damai antara Amerika Serikat dan China.

Grafik USD/JPY Daily via Tradingview.com

Sentimen pasar menghadapi fluktuasi besar dalam beberapa hari terakhir. Akhir pekan lalu, AS dan China sama-sama meluncurkan "serangan" tarif terbaru mereka, sehingga mengakibatkan bursa saham rontok dan USD/JPY menyentuh rekor terendah tahun ini lagi. Hari Senin, sentimen pulih karena Presiden AS Donald Trump mengatakan dalam ajang G7 bahwa pihaknya telah menerima telepon berisi ajakan untuk kembali berunding dari China. Namun, komentar Trump tersebut ditepis oleh China.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China mengatakan bahwa mereka tak mengetahui adanya kontak telepon sama sekali antara kedua belah pihak selama akhir pekan. Kementerian Perdagangan China, yang biasanya merilis sinyalemen terkait perundingan perdagangan AS-China, juga tidak memberi pernyataan bahwa hal semacam itu pernah terjadi pada hari Senin.

Saat dimintai klarifikasi oleh perwakilan media, Trump menjelaskan bahwa pernyataannya di G7 merujuk pada sikap China selama ini yang selalu menyambut baik perundingan dengan AS. Ketika ditanya mengapa menceritakan seolah-olah kontak via telepon baru saja terjadi, ia berdalih ini merupakan bagian dari strategi negosiasinya.

Di sisi lain, pelaku pasar mengakui bahwa sentimen masih sangat rentan. Aset-aset safe haven seperti Yen dan obligasi memiliki basis untuk mempertahankan penguatan dalam jangka pendek.

"Dolar reli dalam semalam karena optimisme mengenai kesepakatan dagang, tetapi ada rasa bahwa pasar bertindak terlalu berlebihan," kata Junichi Ishikawa, seorang pakar forex dari IG Securities, sebagaimana dikutip oleh Reuters. Lanjutnya, "Sejumlah trader bisa mengambil sedikit keuntungan di sini. (Namun) masih banyak sekali isu yang bisa memicu bentrokan antara Amerika Serikat dan China. Pasar obligasi menunjukkan bahwa pasar masih agak skeptis."


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE