Menu

China Buka Pembatasan COVID, Harga Minyak Naik

Pandawa

Harga minyak menguat setelah pemerintah China merealisasikan pembukaan wilayah untuk wisatawan yang datang ke China. Hal ini menghidupkan kembali prospek permintaan minyak di tahun 2023.

Seputarforex - Harga minyak menguat pada perdagangan awal pekan (09/Januari), didukung kabar positif dari China yang resmi membuka pembatasan Internasional mereka sepenuhnya untuk pertama kali sejak 2020. Pada saat berita ini ditulis, Brent menguat 1.95 persen pada kisaran $80.17 per barel, sementara minyak mentah AS menguat 2.2 persen dan kini bergerak pada kisaran $75.30 per barel.

Kendati masih ditemukan lonjakan kasus COVID di beberapa kawasan, China akhirnya tetap membuka pembatasan mereka setelah kebijakan Zero-COVID yang diterapkan selama ini dinilai tidak efektif dan justru berdampak buruk bagi perekonomian.

China memang telah berulang kali membuka dan menutup pembatasan sejak tahun 2020. Namun untuk pembukaan di awal 2023, pasar melihat ada indikasi pemerintah China telah meninggalkan kebijakan Zero-COVID, sehingga pembatasan kali ini diharapkan bermuara pada pembukaan sepenuhnya yang mengarah pada kondisi sebelum pandemi.

Kabar pembukaan pembatasan COVID oleh pemerintah China seketika melambungkan optimisme pasar terhadap prospek permintaan minyak tahun ini, mengingat posisi China sebagai negara importir minyak terbesar di dunia. Beberapa analis bahkan memperkirakan harga minyak berpeluang menguat hingga di atas $100 per barel tahun ini apabila resesi tidak terjadi.

Penguatan harga minyak siang mulai mengurangi pelemahan tajam yang terjadi pekan lalu. Saat itu, kontrak minyak Brent dan WTI merosot nyaris 9 persen, terbebani oleh kekhawatiran pasar terhadap risiko resesi global yang diperkirakan bakal terjadi pada tahun ini.

"Pasar minyak mentah pekan lalu mengalami penurunan mingguan terburuk dalam sebulan terakhir karena kekhawatiran terhadap resesi parah tahun ini. Namun, kabar positif dari China diperkirakan mampu meredam penurunan secara jangka pendek," kata Tina Teng, analis CMC Markets dalam sebuah catatan.

Perhatian pasar selanjutnya tertuju pada rilis data Inflasi Konsumen AS yang dijadwalkan rilis pada hari Kamis (12/Januari). Data tersebut diperkirakan turun dari 7.1 persen menjadi 6.5 persen. Harga minyak berpeluang naik apabila inflasi AS turun lebih rendah ketimbang ekspektasi.


Berita Minyak Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE