Menu

China Devaluasi Lagi Mata Uangnya, Investor Cemas

N Sabila

China kembali memotong nilai Yuan terhadap Dolar AS di hari Selasa (12/08) pagi ini, sehingga menjadi devaluasi dua hari berturut-turut. Kali ini, Bank Sentral China (PBOC) memangkas reference rate hingga 1.62 persen. Dampaknya, pasar finansial kembali bergejolak.

China kembali memotong nilai Yuan terhadap Dolar AS di hari Selasa (12/08) pagi ini, sehingga menjadi devaluasi dua hari berturut-turut. Kali ini, Bank Sentral China (PBOC) memangkas reference rate hingga 1.62 persen. Dampaknya, pasar finansial kembali bergejolak.

Dari 6.2298 Menjadi 6.3306 Dolar AS

Nilai fix harian, yang mengukur nilai mata uang China terhadap Dolar AS, dilemahkan lagi menjadi 6.3306 Yuan, dari sebelumnya di 6.2298 kemarin, demikian pernyataan resmi di situs PBOC yang dirangkum oleh Yahoo! News. Akan tetapi, bank sentral tersebut mengesampingkan ekspektasi terkait risiko depresiasi mata uang, setelah mereka mendevaluasi Yuan hingga hampir dua persen kemarin.

Devaluasi kali ini - yang terbesar sejak tahun 2005, dimana saat itu China mencabut pegging Yuan (renminbi) dari Dolar - meningkatkan kekhawatiran akan kesehatan ekonomi Negeri Tirai Bambu tersebut. Tindakan PBOC itu dipandang banyak pengamat sebagai langkah untuk menggenjot ekspor China agar lebih kompetitif mengingat pertumbuhan ekonomi China yang tengah melambat, kendati bank sentral sendiri mendeskripsikan kebijakan mereka sebagai tindakan sekali waktu saja, dengan tujuan untuk mereformasi sistem nilai tukar.

Kebijakan China ini membuat saham-saham global serta pasar-pasar komoditas bergejolak karena para investor mencemaskan kesehatan ekonomi terbesar kedua di dunia ini. Otoritas China memang mengendalikan mata uang mereka secara ketat, tetapi mereka juga menegaskan akan bergeser ke sistem yang lebih berorientasi pasar. Menurut laporan riset SG Global Economics yang ditulis oleh Yahoo! News, depresiasi ini akan membantu China untuk memperjuangkan ekonominya. Meski demikian, menurut laporan itu, ada bias yang terkandung dalam depresiasi lebih lanjut.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE