Menu

CPI AS Rontok, Euro Masih Tertekan

Kukuh Raharjo

Sentimen negatif kembali merangsek setelah inflasi di AS kembali terkoreksi. Hal ini semakin menambah keraguan para investor akan percepatan gairah bisnis di negeri Paman Sam ini. Pada kesempatan yang sama namun di belahan benua yang berbeda, Euro semakin tak bertenaga terkena imbas imbas dari dalam kawasan.

Sentimen negatif kembali merangsek setelah inflasi di AS kembali terkoreksi. Hal ini semakin menambah keraguan para investor akan percepatan gairah bisnis di negeri Paman Sam. Pada kesempatan yang sama namun di belahan benua yang berbeda, Euro semakin tak bertenaga terkena imbas imbas dari dalam kawasan.


Pasar Masih Dingin

Target inflasi dua persen yang menjadi angka psikologis agaknya akan berat tercapai, minimal sampai dengan pertengahan tahun ini. Banyak pihak termasuk beberapa petinggi The Fed sebelumnya meyakini bahwa kekuatan pasar di dalam negeri mulai dapat diandalkan. Dalam perhitungan mereka tren inflasi yang berjalan selama ini sudah kondusif dan sudah sesuai perkiraan.

Awal tahun ini menjadi bukti semakin menghangatnya iklim bisnis di dalam negeri Paman Sam ini sehingga hampir secara keseluruhan sektor mengalami peningkatan. Efeknya pada tingkat inflasi tentu saja secara signifikan terkerek levelnya semakin tinggi.

Namun hal ini secara mengejutkan kembali dipatahkan oleh sejumlah indikator fundamantal yang dalam situasi ini ditunjukkan oleh hasil CPI yang secara beruntun menunjukkan tren turun. Dimulai bulan Februari, inflasi anjlok sampai ke level 1 persen per tahun. Dilanjutkan pada bulan Maret kemarin, tingkat inflasi semakin terpantau melorot ke level 0.9 persen per tahun.

Tetapi jika menyangkut penilaian inflasi, para pengamat, pelaku pasar dan investor harus sering berhadapan dengan kebijakan The Fed yang tak jarang berbeda dengan persepsi mereka. Mungkin dikarenakan The Fed lebih memilih menggunakan indikator PCE daripada yang selama ini dilihat oleh pasar yaitu CPI.


Euro Bertahan

Hantaman sentimen kurang menyenangkan masih harus menerpa mata uang tunggal Eropa ini. Setelah kemarin terkoreksi cukup dalam hingga 1.1265an, malam ini Euro harus kembali menanggung kerugian setelah diperosokkan Greemback ke baris 1.1230an.

Sebenarnya sudah sempat muncul sinyal positif dari para investor di awal hari ini, hal ini dibuktikan dengan percobaan terbang oleh Euro ke peringkat 1.1290. Namun kekuatan Greenback masih terlalu besar hingga Euro kembali tergencet ke level 1.1265 sampai dengan berita ini diunggah.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE