Menu

Credit Suisse Ingatkan Reli Dolar Aussie Terancam Kehabisan Energi

A Muttaqiena

AUD/USD berpotensi untuk masuk area konsolidasi, karena outlook suku bunga bank sentral Australia (RBA) dan Federal Reserve saat ini seimbang.

Seputarforex - Dolar Australia reli beruntun terhadap dolar AS sejak awal pekan ini hingga mencapai kisaran 0.7595 dalam perdagangan awal sesi Eropa hari Jumat (25/Juni). Namun, reli Aussie belum mampu mengimbangi seluruh penurunan versus USD yang tercetak pasca pengumuman FOMC pekan lalu . Analis dari Credit Suisse menilai bahwa dolar Australia berpotensi untuk kehabisan energi dan masuk area konsolidasi selama beberapa pekan mendatang.

Grafik AUD/USD Daily via Tradingview.com

Para analis dari Credit Suisse, salah satu bank investasi global yang telah berdiri sejak tahun 1856, memaparkan sejumlah argumen mengapa dolar Australia terancam kehabisan energi untuk melanjutkan reli. Sebab utamanya, outlook suku bunga bank sentral Australia (RBA) dan Federal Reserve saat ini seimbang. Keduanya sama-sama punya proyeksi kenaikan suku bunga yang masih belum meyakinkan lantaran ketidakpastian kebijakan.

Alexia Jimenez, pakar strategi makro dari Credit Suisse, mengatakan bahwa pihaknya berubah menjadi netral pada AUD dan NZD. Secara khusus, ia memperkirakan AUD/USD kemungkinan mondar-mandir antara 0.7418 dan 0.7730 hingga beberapa pekan mendatang.

"Hasil FOMC pekan lalu jelas berada pada ujung paling hawkish dari ekspektasi pasar, mengesampingkan ide bahwa The Fed ceroboh atau abai. Hal ini penting bagi pasar forex karena itu membatalkan narasi USD bearish struktural yang paling standar, yang berbasis pada asumsi bahwa kebijakan ultra-longgar The Fed menjamin depresiasi USD. Di saat yang sama, argumen untuk reli USD terus-menerus masih belum cukup meyakinkan ," papar Jimenez.

Sebagaimana diketahui, Ketua The Fed pada awal pekan ini menyampaikan testimoni yang memudarkan sebagian ekspektasi kenaikan suku bunga pasca-FOMC. Ia menyatakan bahwa The Fed tidak akan menaikkan suku bunga hanya karena kenaikan inflasi semata, melainkan terus memantau pula beragam indikator ekonomi lainnya.

Para analis menilai RBA berpeluang menjadi bank sentral yang mengentaskan program pembelian obligasi dan menaikkan suku bunga pasca-pandemi lebih awal daripada The Fed. Namun, RBA justru belum menyampaikan rencana tapering maupun proyeksi kenaikan suku bunga yang lebih cepat. Pengumuman kebijakan RBA terakhir masih menyebutkan rencana untuk mempertahankan suku bunga hingga tahun 2024. Alhasil, pasar akan terus mengikuti pengumuman-pengumuman mendatang untuk menemukan katalis baru.

"Kami sekarang memperkirakan RBA untuk menjadi salah satu bank sentral pertama yang menaikkan suku bunga. Kenaikan suku bunga lebih cepat akan mendukung AUD. Tapi dalam jangka pendek, pasar keuangan akan lebih tertarik pada dua aspek kebijakan moneter lain, yakni Yield Curve Control dan program pembelian obligasi," kata Joseph Capurso, pakar strategi dari Commonwealth Bank of Australia, yang memperkirakan RBA bakal mulai menaikkan suku bunga pada akhir tahun 2022.

"Tentang pembelian obligasi, kami masih memperkirakan RBA akan mengumumkan pengurangan pembelian menjadi AUD50 miliar pada rapat 6 Juli. Jika kami benar, kami berpendapat AUD bisa memulihkan sejumlah penurunannya baru-baru ini."


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE