Menu

Data Ekonomi Global Melemah, Dolar AS Bergairah

A Muttaqiena

Data AS menorehkan kinerja yang relatif lebih baik daripada kabar ekonomi global terbaru, sehingga kurs dolar AS menguat.

Seputarforex - Berbagai mata uang utama melemah lantaran mencuatnya kekhawatiran pasar terhadap prospek ekonomi global seusai rilis berita yang mengecewakan dari Asia, Eropa, dan Australia pada hari Selasa (5/September). Greenback memiliki prospek yang relatif lebih baik, sehingga Indeks Dolar AS (DXY) menanjak sekitar 0.4% sampai 104.50-an pada awal sesi Eropa.

Caixin tadi pagi melaporkan Purchasing Managers' Index (PMI) untuk sektor jasa China melemah dari 54.1 menjadi 51.8 pada periode Agustus 2023. Padahal, konsensus sebelumnya hanya memperkirakan perlambatan sampai 53.6.

HCOB/Markit Economics juga mengumumkan skor PMI Zona Euro mengalami kemunduran berkelanjutan. Skor PMI Zona Euro untuk sektor jasa beralih secara signifikan dari 50.9 menjadi 47.9 pada Agustus 2023. Sementara itu, skor PMI komposit jatuh dari 48.6 menjadi 46.7. Skor PMI Jerman, Prancis, Italia, dan Spanyol secara terpisah kompak meleset dari ekspektasi pasar.

Berbagai data ini menumbuhkan kekhawatiran pasar terhadap prospek pertumbuhan ekonomi global. Data ekonomi AS yang campur aduk pekan lalu malah jadi terlihat lebih cemerlang. Tak pelak, dolar AS menjadi jawara lagi setelah sempat tertahan oleh libur hari Buruh AS pada hari Senin.

EUR/USD melorot sekitar 0.4% sampai 1.0750-an, kembali mencetak level terendah baru sejak Juni. GBP/USD terperosok lebih dari 0.6% ke kisaran 1.2545 lagi. Sebaliknya, USD/JPY merangsek naik sampai 147.00.

"Dua faktor pendorong utama kekuatan dolar yaitu yield AS yang lebih tinggi dan kondisi pertumbuhan yang lebih lemah di AS masih melaju dengan gigi 5," kata Simon Harvey, kepala analisis FX di Monex Europe.

AUD/USD menjadi pasangan mata uang berkinerja terburuk hari ini. Aussie ambles sekitar 1.3% dan mencetak level terendah pada 0.6370 terhadap greenback. Mata uang ini bukan hanya terbebani oleh perlambatan ekonomi China, melainkan juga keputusan bank sentral Australia (RBA) untuk tidak menaikkan suku bunganya tadi pagi.

RBA mempertahankan suku bunga tetap pada tingkat 4.1% untuk bulan keempat beruntun. Pernyataan kebijakannya cenderung netral, sehingga pelaku pasar tak berharap mereka akan menaikkan bunga lagi dalam waktu dekat.

"Sikap kebijakan RBA secara keseluruhan masih membebani Aussie, terutama terhadap dolar AS, karena Fed Funds Rate kemungkinan tetap 125+ basis poin di atas suku bunga RBA hingga memasuki 2014," kata Sean Callow, analis Westpac, sebagaimana dilansir Reuters.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE