Menu

Data PMI Zona Euro Gagal Dongkrak EUR/USD

Nadia Sabila

Euro terus tertekan ke level rendah dua bulan terhadap Dolar AS. Data PMI Zona Euro kalah unggul dibandingkan rilis data AS hari ini.

Seputarforex - Hingga sesi perdagangan Rabu (23/September) malam ini, Euro masih melanjutkan penurunan. Data-data ekonomi AS yang positif semakin memperkuat Dolar AS. Sebaliknya, rilis data PMI yang tak terlalu gemilang dan ancaman wabah virus Corona babak kedua di Eropa membuat Euro semakin tertekan. EUR/USD turun 0.28 persen ke 1.16723 saat berita ini ditulis, melanjutkan kemerosotan dalam tiga hari berturut-turut.

 

PMI Zona Euro Dibebani Sektor Jasa, PMI AS Positif

Sore tadi, data PMI Manufaktur Zona Euro dilaporkan tumbuh lebih baik dari ekspektasi. Markit mencatat bahwa ekspansi manufaktur kawasan tersebut naik dari 51.7 ke 53.7, mengungguli estimasi kenaikan di 51.9 saja. Akan tetapi, PMI Jasa justru terpuruk dan kembali masuk ke zona kontraksi. Data ini melemah dari 50.5 ke 47.6, mengecewakan ekspektasi pasar yang memperkirakan stagnasi di 50.5.

Buruknya pencapaian di sektor jasa membuat PMI Komposit Zona Euro terbebani. Indikator ini pun merosot dari 59.1 menjadi 55.7. Meski masih bertahan di zona ekspansi, data tersebut lebih rendah dari ekspektasi penurunan ke 56.3.

Sebaliknya, indeks PMI Amerika Serikat yang dirilis malam ini secara umum lebih baik daripada Zona Euro. PMI Manufaktur AS naik dari 53.1 menjadi 53.5, sementara PMI Jasa tidak jauh dari ekspektasi (54.6 versus 54.7). Akibatnya, bullish Dolar AS semakin langgeng.

 

Gelombang Dua Corona Memperburuk Outlook

Para pengamat menilai bahwa penurunan performa indikator-indikator ekonomi Zona Euro, khususnya sektor jasa, dapat terpukul lebih keras sehubungan dengan naiknya kasus COVID-19 di Eropa. Sejumlah negara sudah ambil ancang-ancang untuk kembali memberlakukan pembatasan sosial, dan hal ini dapat mengancam kegiatan pemulihan ekonomi pasca krisis akibat wabah babak pertama.

"Lonceng peringatan kewaspadaan tentang kecepatan pemulihan saat ini mulai dibunyikan, karena jumlah kasus COVID-19 baru telah meningkat... Bagi pemerintah (kawasa Euro) dan ECB, ini merupakan alarm yang membangunkan apabila mereka memang membutuhkannya," kata Bert Colijn, analis ING.

Sementara itu tim analis Commerzbank memandang jika saat ini pasar telah kembali didominasi oleh kekhawatiran wabah Corona babak dua di Eropa. Artinya, Dolar AS akan kembali mendulang permintaan. Dalam jangka pendek, Dolar masih dapat bertahan dengan faktor tersebut. Namun dalam jangka menengah, ketidakpastian hasil Pemilu Presiden AS berpotensi menciptakan ayunan volatilitas bagi mata uang tersebut.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE