Menu

DEAL Resmi Menjadi Emiten Ke-50

Alia Tarmizi

Di tengah kondisi pasar yang fluktuatif, BEI masih menarik minat perusahaan untuk menghimpun dana. Salah satu buktinya adalah IPO PT Dewata Freight International Tbk.

Emiten jasa logistik PT Dewata Freight Internatioal Tbk. resmi mencatatkan saham perdana (IPO) pada Jumat (9/11). Emiten itu merupakan emiten ke-3 yang listing pada pekan ini, sekaligus menjdi emiten ke-50 yang mencatatkan saham di pasar modal Indonesia.

Dewata Freight International didirikan pada 1995 dan saat ini memiliki sejumlah kegiatan usaha, yaitu project transportation, heavy lift, logistik antarpulau, ocean freight service, gudang dan manajemen distribusi, air cargo services, dan customs clearance.

Emiten yang menggunakan sandi DEAL tersebut melepas 300 juta saham, sekaligus melepas waran sebagai sweetener dengan perbandingan 5:1. Dengan harga penawaran Rp150, DEAL langsung mengantongi dana hasil IPO sebesar Rp45 miliar.

Saat pertama diperdagangkan, saham perseroan langsung melonjak 69.33% ke level Rp254. Setelah IPO, perseroan akan menggunakan dana tersebut untuk beberapa keperluan, dengan sebagian besar di antaranya (sekitar Rp16 miliar) akan digunakan untuk penyertaan modal pada anak usaha, yaitu PT Dewata Makmur Bersama.

Dewata Makmur Dewata akan menggunakan dana tersebut untuk proyek pembangkit listrik tenaga (PLTMG) di Tulang Bawang, Provinsi Lampung. Sisanya akan digunakan perseroan untuk modal kerja.

 

Kejar Proyek

Dari laporan keuangan yang dipublikasikan perseroan, Dewata Freight International membukukan pendapatan sebesar Rp58.87 miliar pada Januari-April 2018, meningkat 57.45% dibandingkan pendapatan yang dikantongi perseroan pada periode sama tahun lalu.

Direktur Utama Dewata Freight International, Bimada, menyampaikan bahwa saat ini pendapatan perseroan berasal dari kontrak dengan perusahaan-perusahaan BUMN. Dengan semangat BUMN Membangun Negeri yang diusung pemerintah, maka perseroan dapat menjamin pendapatan dari kelancaran proyek logistik.

"Kontribusi dari perusahaan BUMN pada pendapatan kami sebesar 80%-90%. Kami harus memperkuat permodalan untuk dapat membukukan kontrak dari BUMN," ungkap Bimada.


Berita Saham Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE