Menu

Defisit Perdagangan AS Kembali Menyempit, Pengangguran Naik Diluar Dugaan

Kukuh Raharjo

Neraca Perdagangan AS bulan Juli kemarin tercatat defisitnya semakin kecil. Tampak penurunannya menjadi 41.9 miliar dolar atau sekitar 7.4 persen. Sedang jumlah pengangguran justru melonjak ke peringkat 282 ribuan.

Aktifitas ekspor impor AS kembali menunjukkan gairahnya. Pasokan data terakhir malam ini menyatakan defisit neraca perdagangan AS untuk periode bulan Juli lalu mengalami penurunan menjadi 41.9 miliar dolar. Namun penurunan tersebut tidak seiring dengan pergerakan data pengangguran. Dari sektor tenaga kerja terekam data bahwa jumlah pengklaim pengangguran di AS minggu ini naik menjadi 282 ribu.


Sentimen Dalam Negeri Menguat

Malam ini benar-benar menjadi malam yang riuh. Salah satu pemicunya adalah keluarnya data ekspor impor AS yang tercatat di bulan Juli kemarin merapatkan selisih sekitar 7.4 persen. Dari data yang diunggah Reuters.com, tercatat ekspor tumbuh 0.4 persen. Ini menjadi hal yang mengejutkan karena jika dilihat dari rekam jejaknya sejak April lalu ditengah penguatan dolar AS yang semakin menjadi. Namun meski defisit neraca perdagangan menyempit, ekspor dan impor mengalami penurunan.

Ekspor yang terparah dialami untuk tujuan Brasil yang jatuh mencapai rekor terendah sejak Pebruari 2010. Demikian juga untuk produk-produk dengan tujuan Tiongkok, turun sekitar 1.9 persen. Khusus untuk wilayah Tiongkok, industri AS tampaknya terus mewaspadainya. Hal ini menjadi wajar dikarenakan kebijakan penurunan nilai mata uang Yuan yang baru-baru ini diterapkan Beijing, diperkirakan bakal berpengaruh terhadap kinerja ekspor di bulan-bulan mendatang. Fenomena ini ternyata juga menghampiri sisi impor. Data masuknya barang ke negeri Paman Sam juga mengalami penurunan sekitar 1.1 persen.

Sementara dari sektor tenaga kerja, para pengangguran kembali antri memohon tunjangan hidup. Jumlah mereka kembali tercatat naik. Jika diambil rata-rata empat mingguan, data pemohon tunjangan pengangguran tersebut naik menjadi 275 ribu dari minggu sebelumnya yang cuma 272 ribuan.

Walaupun terlihat naik, bagi sebagian ekonom data tersebut tak terlalu diambil pusing. David Berson dari Nationwide Insurance mengatakan kepada Bloomberg.com, "Tak banyak orang yang keluar dari pekerjaannya. Pasar tenaga kerja sekarang ini menjadi semakin ketat dan tampaknya mereka sudah puas dengan kondisi yang seperti sekarang ini”.


Dolar AS Masih Terombang Ambing

Berita yang positif sentimennya malam ini ternyata tak semudah itu pula menggerakkan pasar untuk berpihak pada Greenback. Dari negeri di seberang Utara, Looney, ternyata juga membawa sentimen yang tak kalah garang. Jadi, Looney pada saat berita ini diunggah mampu menjadi pilihan investor dengan menguatkan diri di sekitar level 1.3140. Ini berarti Dolar AS terkoreksi sekitar lebih dari 0.6 persen. Terpantau juga para investor malam ini sedang mempermainkan Euro. Efek dari sentilan gubernur bank Eropa malam ini yang berniat untuk menelorkan stimulus lanjutan bagi perekonomian Eropa teryata disikapi sinis oleh para investor. Terbukti Greenback mampu menyeret Euro sampai ke batas 1.1090.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE