Menu

Defisit Trade Balance AS Membengkak, USD/JPY Tak Bergeming

Kukuh Raharjo

Defiit kembali melanda rasio ekspor impor AS. Agustus lalu tercatat nilai impor kembali melonjak sehingga neraca harus timpang sebanyak 48.3 milyar dolar. Dengan begitu, angka tersebut mencatatkan rekor tertinggi selama lima bulan berturut-turut belakangan.

Rentang defisit neraca perdagangan AS di bulan Agustus lalu kembali melebar. Para analis yang sempat menghitung bahwa defisit hanya akan sampai minus 47.6 milyar dolar pun terperangah dengan hasil akhir yang disampaikan Departemen Perdagangan sebesar 48.3 milyar dolar.


Pasar Kembali Terombang Ambing

Tak dapat dipungkiri, kekuatan nilai tukar mata uang negeri Paman Sam ini masih menjadi faktor utama yang mendorong meningkatnya impor barang. Dengan semakin naiknya nilai tawar terhadap keseluruhan mata uang utama dunia, mendorong rakyat AS tergoda untuk memborong produk-produk yang bersifat konsumtif dari luar negeri. Paling tidak terekam dalam Reuters.com, jenis produk yang laris dikonsumsi oleh masyarakat AS adalah barang keperluan rumah tangga dan telepon genggam. Dari sekitar 4 milyar dolar nilai impor barang-barang yang bersifat konsumtif bisa dikatakan lebih dari setengahnya adalah barang dengan kedua kategori tersebut.

Dengan meningkatnya gairah belanja produk luar tersebut, pasar kembali dihadapkan pada kemungkinan pada agenda The Fed untuk segera menaikkan suku bunga acuan. Tapi bagi sebagian ekonom hal itu diperkirakan justru akan semakin memperlambat akselerasi perekonomian global. Ada benarnya kekhawatiran mereka. Bagaimana tidak? The Fed mungkin harus lebih cermat melihat kekuatan perekonomian dalam negeri AS secara fundamental.

Tidak semua industri yang berorientasi pada pasar dalam negeri AS menunjukkan kinerja yang yang sama, khususnya industri yang menggantungkan roda perputaran hidupnya pada ekspor. Menaikkan suku bunga memiliki resiko memicu penguatan mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing. Dengan demikian, barang produksi mereka akan dianggap semakin mahal oleh konsumen luar negeri. Jadi dengan pasar masih belum menunjukkan kepastian sinyal, apakah tidak lebih baik The Fed kembali mengatur ulang rencananya, mungkin untuk tahun depan?


Yen Tak Bergeming

Kemanakah Greenback akan membawa Yen? Minggu lalu cukup memberi gambaran bahwa keduanya sedang dalam momentum penantian yang lama. Jepang di tengah kelesuan perekonomian dalam negeri juga sedang menunggu pengumuman yang kemungkinan esok Rabu (07/10) bakal digulirkan oleh BoJ. Begitu juga dengan dolar AS. Patahnya ekpektasi berubahnya suku bunga di bulan September kemarin kembali menyisakan banyak spekulasi akan waktu pengambilan kebijakan tersebut.

Berada dalam dua kutub situasi ini, membuat Yen dan Greenback bersepakat meneruskan tren di minggu lalu. Yen hari ini terpantau enggan untuk diajak berdansa oleh dolar AS. Dibuka pada kisaran 120.44, hari ini seharusnya Yen cukup punya nilai tawar dihadapan dolar AS. Namun nyatanya sampai dengan malam ini Yen hanya berhasil menggeser Greenback ke level 120.22.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE