Menu

Dibayangi Perang Dagang, NZD Naik Jelang Rilis GDP

Pandawa

Dolar NZ terpantau sedikit menguat jelang rilis GDP Rabu (19/9) ini, tapi berpotensi kembali tertekan karena masih dipengaruhi isu perang dagang.

Dolar Selandia Baru sedikit menguat saat mengawali pembukaan perdagangan hari Rabu (19/9). Investor tengah menantikan rilis data GDP Selandia Baru yang akan diterbitkan Kamis besok. Selain itu, sentimen pasar saat ini masih dibayangi oleh gejolak perang dagang, yang kemarin terpicu oleh pengumuman tarif baru AS terhadap barang-barang China.

Pada pukul 8:15 WIB, NZD/USD berada di kisaran 0.658, setelah sempat melonjak hingga level 0.6597. Pegerakan Dolar NZ di pagi ini masih lebih 'optimis' jika dibandingkan dengan sesi Asia hari Selasa kemarin. NZD juga bergerak meninggi terhadap Yen, tapi masih tertekan versus Dolar Kanada. Di tengah penguatan tipis Kiwi terhadap Greenback, sejatinya masih ada potensi pair NZD/USD kembali tertekan, terlebih jika rilis GDP besok mengecewakan.

Menurut ekonom, pertumbuhan Selandia baru pada kuartal kedua diprediksi akan meningkat 0.8 persen. Sementara dalam basis tahunan (YoY), GDP bisa meningkat sebesar 2.5 persen.

 

Pengumuman Trump Sudah Diantisipasi

Dolar Selandia Baru awalnya sempat terperosok cukup dalam terhadap USD, setelah Trump mengumumkan kenaikan tarif impor untuk barang China sebesar 10 persen, dan akan mulai memberlakukannya pada 24 September mendatang. Ia juga mengungkapkan jika tarif impor akan dinaikkan secara bertahap hingga mencapai 25 persen, terhitung pada tanggal 1 Januari 2019 mendatang.

Mengingat pasar telah mengantisipasi pengumuman Trump tersebut, penurunan NZD tidak terlalu tajam. Selain itu, China kemungkinan akan membatalkan rencana mengirimkan penasihat ekonomi Presiden Xi Jinping ke Washington, yang sedianya diterbangkan untuk melakukan renegosiasi perdagangan dengan AS.

"Dolar Selandia Baru memangkas kerugian ketika China belum mengumumkan aksi balasannya terhadap AS. Kondisi seperti itu tak bisa diperkirakan, karena sewaktu-waktu bisa semakin memburuk," kata Martin Rudings, Senior Dealer valuta asing di OMF.

Kekhawatiran Rudings agaknya tidak terjadi, karena meskipun China telah menyatakan rincian kenaikan tarif impornya terhadap barang-barang AS, Dolar Selandia Baru masih bertahan dan bergerak naik pagi ini.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE