Menu

Dolar Ambrol Ke Bawah 95.00 Pasca Rilis Data Inflasi AS

A Muttaqiena

Rilis data inflasi AS menunjukkan pertumbuhan harga-harga di tingkat konsumen yang tak jauh mengungguli ekspektasi pasar.

Seputarforex - Indeks dolar AS (DXY) merosot hingga tembus ambang kunci 95.00 dalam perdagangan sesi New York kemarin. Saat berita ditulis pada akhir sesi Asia (13/Januari), DXY masih melanjutkan penurunannya ke kisaran 94.90-an. Pasalnya, rilis data inflasi AS menunjukkan pertumbuhan harga-harga di tingkat konsumen yang tak jauh mengungguli ekspektasi pasar.

US Bureau of Labor Statistics melaporkan bahwa inflasi AS bertumbuh dengan laju 0.5 persen (month-over-month) pada bulan Desember 2021. Pertumbuhan tersebut sedikit lebih tinggi dari ekspektasi pasar yang sebesar 0.4 persen, tetapi lebih lemah dibandingkan pertumbuhan 0.8 persen pada November. Sedangkan laju inflasi tahunan menanjak dari 6.8 persen menjadi 7.0 persen, persis dengan estimasi konsensus.

Pertumbuhan inflasi AS secara year-on-year menorehkan lonjakan paling tinggi sejak Juni 1982. Akan tetapi, pelaku pasar menilai data-data ini takkan membuat The Fed menjadi semakin hawkish . Alhasil, spekulasi kenaikan suku bunga The Fed sebanyak empat kali tahun ini pun surut kembali menjadi tiga kali saja.

Rival-rival dolar AS berpesta pora menyambut stabilisasi ekspektasi "Fed rate hike" ini dengan mencetak kenaikan antara 0.5 persen hingga 1 persen dalam satu sesi. Euro, pound sterling, dolar Aussie, dolar Kanada, dan dolar Kiwi saat ini masih menduduki posisi terkuat masing-masing sejak Oktober-November lalu. Namun, analis mengingatkan bahwa rangkaian berita terbaru -data inflasi AS dan testimoni Ketua The Fed - tidak mengubah arah kebijakan The Fed menjadi dovish.

"Saya tidak berpikir ada apa pun dalam komponen IHK (Indeks Harga Konsumen) yang menyebabkan pasar untuk menarik napas lega," papar Jan Nevruzi, pakar strategi NatWest Markets, "Akankah angka 6.7 persen atau 7.3 persen mengubah arah The Fed dalam beberapa bulan mendatang atau tahun ini? Saya rasa tidak."

"USD terpukul kemarin, tetapi jangan tertipu dengan berpikir bahwa itu ada hubungannya dengan apa yang dikatakan Powell. Dalam jangka menengah, masih ada alasan kuat untuk memasang posisi long pada USD," kata Bipan Rai dari CIBC Capital Markets, "Dalam jangka pendek, kami mengakui bahwa perhitungan ulang (kekuatan) hawkish-nya The Fed akan membutuhkan jeda dan posisi long USD menghadapi hambatan yang signifikan. Dibutuhkan kesabaran di sini."


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE