Menu

Dolar AS Anjlok Tanggapi Optimisme Stimulus, Yuan Melejit

Nadia Sabila

Pernyataan optimis Nancy Pelosi soal deal paket stimulus sebelum Pilpres AS mulai dipertimbangkan pasar. Sementara itu, ekonomi China menunjukkan pemulihan yang menjanjikan.

Seputarforex - Dolar AS anjlok di sesi perdagangan Senin (19/Oktober) malam akibat meningkatnya pertaruhan investor akan kesepakatan stimulus fiskal Amerika Serikat. Indeks Dolar (DXY) turun 0.43 persen ke 93.20, melanjutkan penurunan tipis di sesi sebelumnya. Di sisi lain, EUR/USD menguat lebih dari setengah persen ke 1.1785, level tertinggi sejak 13 Oktober.

Para trader menjual Dolar AS setelah mencerna pernyataan optimistis Nancy Pelosi soal kesepakatan stimulus. Minggu (18/Oktober) kemarin, ketua House of Representatives AS itu mengatakan bahwa perjanjian stimulus fiskal baru dalam rangka penanggulangan dampak pandemi harus disepakati dengan Washington dalam 48 jam ke depan. Jika tidak, maka kesepakatan tersebut tidak akan dibahas sama sekali sampai Pemilu Presiden AS 3 November usai.

Pelosi dan pihak pemerintahan Trump yang diwakili oleh Menteri Keuangan Steven Mnuchin, sebetulnya sudah melakukan perundingan sejak beberapa pekan terakhir. Namun, hasilnya masih nihil sementara penyebaran virus Corona kembali meningkat di AS. Pelosi tetap yakin jika paket stimulus bisa gol sebelum pemilu.

"Ada optimisme yang tumbuh, dimana akan ada upaya pamungkas untuk mencapai kesepakatan," komentar Edward Moya, analis OANDA tentang kabar tersebut.

 

Ekonomi China Positif, Yuan Ungguli Dolar AS

Data pertumbuhan China yang solid turut memberikan tekanan pada mata uang AS hari ini. GDP China dilaporkan tumbuh 4.9 persen di kuartal ketiga. Meskipun lebih rendah daripada ekspektasi, tetapi hasil tersebut lebih bagus daripada angka kuartal kedua. Sektor industri dan Retail Sales tercatat sebagai kontributor terbesar atas kemajuan tersebut.

Mata uang-mata uang Asia menguat setelah ekonomi China menampilkan kinerja yang terus membaik pasca pandemi. Yuan menguat 0.24 persen terhadap Dolar AS dan mencapai posisi tertinggi sejak pertengahan April 2019. Selain karena data ekonomi domestik China, penguatan Yuan juga didukung oleh besarnya peluang kemenangan Biden atas Trump.

"Renminbi dan mata uang komoditas Asia lainnya akan terus diuntungkan. Dengan catatan, penyebaran virus Corona di sana (China) tetap lebih terkendali dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia. Poinnya dibuktikan dengan kinerja siklus ekonomi yang berkelanjutan," komentar Lee Hardman dari MUFG.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE