Menu

Dolar AS Jatuh Terhadap Yen Pasca Serangan Rudal Sekutu Ke Suriah

N Sabila

Dolar AS jatuh terhadap yen di sesi perdagangan Senin ini. Akhir pekan kemarin, AS dan sekutunya (Inggris dan Prancis) melancarkan serangan rudal ke Suriah.

Seputarforex.com - Dolar AS jatuh, merosot dari level tinggi terhadap Yen yang tercapai di pembukaan sesi Asia, Senin (16/Apr) pagi ini. Akhir pekan kemarin, AS dan sekutunya meluncurkan rudal Tomahawk ke Suriah, sebagai balasan atas serangan senjata kimia di Douma yang menewaskan puluhan warga sipil pada tanggal 7 April lalu .

 

 

 

Target rudal tersebut adalah gudang yang diduga sebagai tempat penyimpanan senjata kimia di Suriah. Pihak AS dan sekutu mengklaim bahwa misi militer mereka telah sukses besar. Akan tetapi, pihak Rusia yang melindungi Suriah juga mengklaim bahwa mereka berhasil menghalau rudal sekutu. Dari total 76 rudal yang ditembakkan, 71 di antaranya berhasil dilumpuhkan tentara Rusia.

Kendati AS dan sekutunya, yakni Inggris dan Prancis, telah melancarkan serangan, Suriah yang didukung oleh Rusia dan Iran menyatakan tidak akan melakukan serangan balasan. Mereka memilih untuk meminta Dewan Keamanan PBB agar segera bertindak mengutuk serangan AS tersebut.


Dolar AS Jatuh Terhadap Yen

Merespon peristiwa ini, Dolar AS bergerak beragam. Pergerakan Dolar AS yang paling signifikan tampak terhadap Yen Jepang. USD/JPY sempat meniti kenaikan ke level 107.540 saat pembukaan sesi perdagangan hari ini, tetapi jeblok ke angka 107.193 saat berita ini ditulis pada pukul 10:00 WIB.

Sedangkan terhadap mata uang-mata uang mayor lainnya, pergerakan Dolar AS masih cukup kalem. EUR/USD diperdagangkan di angka 1.2338 dengan tren yang flat, sedangkan USD/CAD diperdagangkan di angka 1.2609, naik dari level rendah 1.2595.

"Reaksi mata uang memang terbatas karena Presiden Donald Trump sebelumnya telah memberikan sinyal mengenai kemungkinan serangan militer ke Suriah. Sehingga, para spekulator memiliki waktu untuk bersiap-siap menghadapinya," kata Yukio Ishizuki dari Daiwa Securities kepada Reuters.

"Sejumlah spekulator juga menunjukkan respon yang minim terhadap faktor-faktor pendukung penguatan Yen, tepatnya setelah Bank Sentral Jepang (Bank of Japan) memperjelas bahwa mereka tidak akan melakukan normalisasi kebijakan dalam waktu dekat," tambah Ishizuki.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE