Menu

Dolar AS Masih Lemah, Euro Justru Tergelincir

Nadia Sabila

Dolar AS masih lemah terhadap sebagian besar rival mayornya. Mata uang tersebut hanya menguat versus Euro, meskipun indeks ZEW mematahkan ekspektasi penurunan.

Seputarforex - Dolar AS masih melemah secara umum di sesi perdagangan Selasa (15/September) malam ini. Indeks Dolar (DXY) diperdagangkan di 93.07, sementara USD/JPY masih tertekan ke level rendah dua pekan di 105.48 saat berita ini ditulis. Para analis teknikal Reuters menilai jika level 105.20 tertembus, maka USD/JPY bisa turun lebih lanjut.

Para trader dan pelaku pasar sedang menantikan pengumuman kebijakan moneter The Fed Kamis lusa. Mereka mengekspektasikan bahwa bank sentral AS tersebut masih akan mempertahankan outlook pesimis terhadap ekonomi AS di tengah pandemi, serta menjaga suku bunga nol dalam beberapa tahun ke depan.

"Ada kemungkinan risiko dovish dalam pertemuan The Fed (yang dimulai hari ini)," kata Edward Moya, dari OANDA. "Dan kalian mungkin akan mendapati Dolar yang rentan jelang pengumuman The Fed."

Dari pandangan fundamental, Fawad Razaqzada mengemukakan bahwa bank sentral AS akan mengantisipasi ketidakpastian yang ditimbulkan oleh pemilu Presiden AS dua bulan lagi. Karena itu, analis ThinkMarkets tersebut berpandangan bahwa The Fed tak akan banyak menyampaikan hal yang menambah gejolak ketidakpastian dalam pasar finansial.

 

Euro Kekurangan Momentum

Gagal memanfaatkan kondisi lemah Dolar AS saat ini, EUR/USD justru melemah tipis 0.12 persen ke 1.1850. Kendati demikian, EUR/USD masih dalam rentang tinggi dari kenaikan satu pekan lalu. Tergelincirnya Euro malam ini diperkirakan karena surutnya momentum, meskipun data-data ekonomi yang dirilis Zona Euro sore tadi dinilai cukup positif di tengah situasi pandemi.

Indeks ZEW untuk Zona Euro dilaporkan naik dari 64 menjadi 73.9 di bulan September. Indeks yang mengukur optimisme terhadap outlook ekonomi tersebut mematahkan ekspektasi penurunan ke 63. Sementara itu, indeks ZEW Jerman juga dirilis positif, mencatatkan kenaikan dari 71.5 ke 77.4 di bulan September.

"Sangat masuk akal jika kita menganggap bahwa sentimen investor meningkat terhadap kebijakan (ECB minggu lalu), meskipun (pandangan) tersebut kini agak meragukan mengingat ECB telah mensinyalkan bahwa stimulus lebih lanjut tidak akan datang, setidaknya dalam waktu dekat," komentar Claus Vistesen dari Pantheon Macroeconomics.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE