Menu

Dolar AS Melemah Karena Kejatuhan Pasar Saham Dan Obligasi

Pandawa

Kemerosotan di pasar saham dan Yield Obligasi AS masih menekan Dolar AS. Penurunan USD kali ini merata terhadap Euro, mata uang safe haven, juga mata uang komoditas.

Dolar AS menutup perdagangan hari Kamis (11/10) dengan pelemahan tajam, anjlok hingga menyentuh level terendah 2 pekan terhadap major currencies lain.Penurunan ini disebabkan oleh banyaknya investor yang melepas kepemilikan Dolar mereka, mengingat tingkat Yields Obligasi AS terus menurun, begitu pula dengan pasar saham AS yang masih melemah dalam beberapa hari terakhir.

Pelemahan USD terlihat dari Indeks Dolar (DXY) yang saat ini berada di level 95.01, semakin menjauhi level tertinggi 6 pekan yang tersentuh pada hari Selasa (9/10) lalu.

Sementara itu, Dolar tak kuasa menahan kenaikan Euro yang melambung hingga menyentuh level tertinggi satu pekan, setelah rilis notulen rapat ECB yang dinilai investor cukup hawkish. Sebagai mata uang safe haven, Yen menguat tipis sebesar 0.16 persen terhadap Dolar AS pada perdagangan hari Kamis kemarin. Kondisi serupa juga dialami Franc Swiss yang mencatatkan kenaikan 0.04 persen.

Dolar AS juga melemah cukup signifikan versus mata uang komoditas seperti Dolar Australia dan Dolar NZ, karena keduanya disokong oleh rebound Yuan China yang menguat 0.74 persen terhadap Dolar AS. AUD/USD yang pada sesi perdagangan sebelumnya sempat menyentuh level terendah 32 bulan, kini diperdagangkan pada level 0.7120, dekat dengan level tertinggi minggu ini. Mengikuti AUD, Dolar NZ menguat sebesar 1.31 persen terhadap Dolar AS kemarin, dan melanjutkan penguatan hingga saat ini berada di kisaran 0.6530

 

Hasil CPI Semakin Membebani Dolar AS

Selain kejatuhan pasar saham AS dan Yield Obligasi yang turun menuju level terendah 1 minggu pada 3.14 persen, Dolar juga terbebani oleh rilis CPI bulan September yang berada di bawah ekspektasi. Meskipun sempat naik terhadap Yen pasca rilis data tersebut, USD kembali melemah di sesi Asia pagi ini (12/10).

Pertumbuhan Inflasi Konsumen AS yang melambat dianggap dapat menurunkan prospek kenaikan suku bunga The Fed. Hal itu mengikis daya tarik Dolar AS. "Kami melihat investor banyak beralih ke mata uang komoditas dan Dolar AS tidak mendapatkan gain dari rilis CPI," kata Paresh Upadhyaya, direktur strategi FX Amundi Pioneer Investments di Boston.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE