Menu

Dolar AS Melemah Meski Minat Risiko Kembali Muncul

N Sabila

Dolar AS melemah karena para investor lebih memilih untuk mengalihkan investasinya pada mata uang mayor lain seperti Euro dan Dolar Australia.

Seputarforex.com - Dolar AS melemah di sesi Amerika Selasa (03/Juli) malam, akibar terjadinya konsolidasi penguatan yang disebabkan oleh aksi para investor. Kendati minat risiko meningkat, para investor lebih memilih untuk mengalihkan investasi mereka pada mata uang selain Dolar AS, yakni Euro dan Dolar Australia. Selain itu, fokus terhadap konflik perdagangan mulai mengendur setelah Bank Sentral China memberikan klarifikasi atas melemahnya Yuan.

 

 

Dolar Melemah Walaupun Minat Risiko Muncul Lagi

Dolar AS tak menunjukkan kenaikan meskipun minat risiko mulai mendapat celah untuk muncul. USD/JPY bahkan menurun ke level 110.55 dari 111.04 yang tercapai di sesi sebelumnya. Hal itu karena, para investor lebih memilih untuk membeli Euro pasca tercapainya kesepakatan politik di Jerman terkait migrasi. Saat berita ini ditulis, EUR/USD diperdagangkan stabil di kisaran 1.1658.

 

Melemahnya Yuan Bukan Akibat Dari Perang Dagang Dengan AS

Menjelang libur hari Kemerdekaan AS besok, sentimen pasar meningkat setelah Bank Sentral China (PBoC) segera mengambil tindakan untuk menenangkan pasar. Hal ini dilakukan sebagai respon atas penurunan mata uang Renminbi di bawah level psikologis.

Renminbi terus melemah sehingga meningkatkan prospek capital outflows dan perlambatan ekonomi China. Yuan sempat melemah ke level 6.7204 per dolar, yang merupakan level terlemah sejak tanggal 7 Agustus 2017. Akan tetapi, mata uang tersebut pulih kembali ke level 6.6466 per dolar.

Dalam pernyataan resminya di situs PBoC, Gubernur Yi Gang mengatakan bahwa bank sentral akan mengawasi fluktuasi pasar valuta asing dengan kaetat, dan akan tetap mengupayakan kestabilan Yuan di level yang masuk akal. Pasar pun lega setelah sempat dilanda kepanikan karena mengira pelemahan Yuan adalah akibat dari perang dagang.

Lebih lanjut, pimpinan PBoC tersebut menjelaskan bahwa melemahnya Yuan bukanlah akibat dari perang dagang. Pihak bank sentral sebisa mungkin bakal mengusahakan untuk tidak melibatkan Yuan di tengah konflik perdagangan seperti saat ini.


"Sentimen tersebut mungkin sedikit membantu menaikkan minat risiko... tetapi libur hari Kemerdekaan AS besok, ditambah dengan mulai diberlakukannya bea impor AS terhadap barang-barang China pada tanggal 6 Juli, membuat para trader forex memilih untuk minggir (tidak membuka posisi dahulu," ungkap Shaun Osborne, Kepala Forex di Scotiabank Toronto.



Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE