Menu

Dolar AS Melemah Tertekan Sentimen Risk On

Nadia Sabila

Pasar masih lebih berminat pada mata uang risiko tinggi daripada safe haven Dolar. Data PMI Manufaktur AS yang berekspansi pun tak berpengaruh banyak dalam menguatkan USD.

Seputarforex - Dolar AS masih lemah di sesi perdagangan Senin (04/Januari) malam ini, walaupun sebagian investor mulai kembali menyoroti lonjakan kasus virus Corona pasca libur tahun baru. Setelah sempat dibuka di level rendah dua setengah tahun pagi tadi, Indeks Dolar AS saat ini diperdagangkan di 89.87.

Secara umum, Dolar AS masih melemah terhadap mata uang-mata uang berprofil risiko tinggi termasuk Euro dan Yuan China. USD/CNH bahkan terus merosot lebih dari setengah persen meskipun data manufaktur China berekspansi di bawah ekspektasi.

Pasalnya, lonjakan penularan COVID-19 yang menghidupkan fungsi safe haven Dolar AS belum sebanding dengan faktor-faktor penahan bullish yang meliputi:

"Pasar berharap tahun ini adalah tahun di mana kita akan melihat pemulihan yang cepat dan hal itu memang akan mengorbankan Dolar AS,” kata Joe Manimbo, analis di Western Union Business Solutions.

"Hal negatif terbesar untuk Dolar AS yaitu bahwa Fed telah bersumpah untuk tidak menaikkan suku bunga terlebih dahulu. Oleh karena itu, ekspektasi menunggu normalisasi The Fed akan lebih lama, hal inilah yang diperkirakan akan menjadi hambatan panjang bagi dolar."

 

Aktivitas Manufaktur AS Terus Pulih

Data aktivitas manufaktur AS yang dirilis IHS Markit malam ini tampaknya tak begitu berdampak pada Dolar AS meski hasilnya cukup baik. Indeks PMI Manufaktur AS Desember 2020 edisi Final direvisi menjadi 57.1, naik dari rilis Preleminary yang hanya mencapai 56.5. Angka ini juga lebih tinggi dibandingkan dengan PMI Manufaktur bulan November di 56.7.

Naiknya laporan PMI di atas mencerminkan bahwa pertumbuhan aktivitas manufaktur AS masih dapat berekspansi di tengah pandemi. Pertumbuhan produksi bahkan mencapai yang terkuat sejak bulan Maret 2015.

Akan tetapi, Chris Williamson, Kepala Ekonom Markits mengungkapkan bahwa pemulihan aktivitas manufaktur AS sebenarnya belum merata di semua sektor. Williamson berkomentar jika arus order para produsen barang-barang konsumen melemah seiring dengan lonjakan infeksi virus Corona. Sebaliknya, para produsen permesinan dan perlengkapan justru membukukan permintaan yang besar.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE