Menu

Dolar AS Melempem Di Tengah Perayaan Hari Kebebasan

A Muttaqiena

Pasangan-pasangan mata uang utama berkonsolidasi hari ini, sementara upaya pemulihan kurs dolar AS terhalang oleh liburan.

Indeks dolar AS (DXY) melemah 0.2 persen lagi pada kisaran 104.40-an dalam perdagangan awal pekan ini (20/Juni). Mata uang-mata uang rival utamanya mengambil kesempatan untuk mengonsolidasikan posisi, sementara perbankan dan bursa AS tutup dalam rangka perayaan Hari Kebebasan (Juneteenth).

Grafik DXY Daily via TradingView

Setelah merosot drastis akibat berbagai kejutan bank sentral pada pekan lalu, kurs dolar AS sempat beranjak naik pada hari Jumat. Koreksi teknikal berperan penting dalam pergerakan ini, juga pengumuman hasil rapat kebijakan bank sentral Jepang (BoJ).

BoJ menegaskan kembali komitmennya untuk mempertahankan suku bunga rendah, sesuai dengan perkiraan pasar. Hal ini menyebabkan dolar AS kembali ditutup di atas ambang 135.00 terhadap yen Jepang pada akhir pekan. Kendati demikian, USD/JPY mengendur lagi ke kisaran 134.60-an pada sesi Asia hari Senin ini.

Dolar AS juga terpukul versus mata uang-mata uang mayor lainnya hari ini, karena pelaku pasar masih terus mendalami beragam potensi konsekuensi dari kenaikan suku bunga The Fed yang berukuran jumbo . EUR/USD membukukan kenaikan 0.2 persen ke kisaran 1.0520-an, sedangkan AUD/USD melambung lebih dari 0.7 persen ke kisaran 0.6980-an.

Pelaku pasar akan memantau sejumlah event penting terkait suku bunga lagi selama sepekan ke depan. Sorotan terutama berfokus pada testimoni Ketua The Fed Jerome Powell di hadapan anggota Kongres AS pada hari Rabu dan Kamis. Sebagian analis tetap optimistis terhadap prospek kurs dolar AS, khususnya jika greenback terus mempertahankan keunggulan suku bunganya terhadap mata uang-mata uang utama lain.

"Pasar masih khawatir tentang pengetatan moneter agresif oleh The Fed, yang membuat imbal hasil AS meningkat, mendorong (penguatan) dolar," kata Osamu Takashima, kepala strategi FX G10 di Citigroup Global Markets Japan, sebagaimana dilansir oleh Reuters, "The Fed harus memperketat kebijakan lebih cepat."

Takashima menilai pelemahan dolar saat ini terutama diakibatkan oleh sepinya perdagangan sehubungan dengan liburan di AS. Di luar itu, ia memperkirakan kurs USD/JPY berpotensi mencapai 140.00 dalam kurun waktu 2-3 bulan mendatang jika yield US Treasury jangka panjang dapat mendaki dari 3.23% (saat ini) hingga mencapai 3.75%.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE