Menu

Dolar AS Mengais Cuan Setelah Longsor Enam Pekan

A Muttaqiena

Namun demikian, proyeksi nilai tukar Dolar AS terhadap mata uang mayor lainnya dalam jangka panjang, diperkirakan masih tetap suram.

Seputarforex.com - Pada perdagangan hari Senin ini (29/Januari), Indeks Dolar AS berupaya beranjak dari level terendah sejak Desember 2014 tempatnya terpuruk setelah merosot nonstop selama enam pekan. Pasar mengantisipasi sejumlah peristiwa penting yang dijadwalkan terjadi pekan ini, termasuk pengumuman kebijakan bank sentral (Federal Reserve/FED) dan rilis data ketenagakerjaan. Namun demikian, proyeksi nilai tukar Dolar AS terhadap mata uang mayor lainnya dalam jangka panjang, diperkirakan masih tetap suram.

 

Masih Tetap Sell Dolar Saat Reli

Saat berita ditulis menjelang akhir sesi Eropa, Indeks Dolar AS (DXY) naik 0.12% dari harga pembukaan ke 89.13, tetapi dalam basis bulanan masih dalam posisi minus 3 persen. Pasangan mata uang EUR/USD hanya -0.05% ke 1.2422, sedangkan USD/JPY naik sejengkal 0.10% ke 108.70. Poundsterling mengalami kemerosotan lebih besar dengan mencatat -0.33% ke 1.4117, meskipun data GDP Kuartal IV/2017 (preliminer) lebih baik dari ekspektasi.

Alvin Tan, pakar strategi mata uang di bank multinasional asal Prancis, Societe Generale, mengatakan pada Reuters, "Dolar AS mendapatkan sejumlah bantuan dari yield obligasi AS yang lebih tinggi, dan kita punya (jadwal) data ketenagakerjaan serta FED pekan ini; tetapi cerita yang lebih besar masih tetap sell Greenback pada reli apapun."

 

Silang Pendapat Trump Dan Menkeu AS

Sepanjang pekan lalu, headline media dunia menunjukkan beragamnya tanggapan para pejabat AS mengenai pelemahan Dolar AS. Menteri Keuangan Steven Mnuchin menyatakan bahwa Dolar AS yang lebih lemah justru menguntungkan bagi negeri Paman Sam. Namun, hanya dalam hitungan hari, Presiden Donald Trump mengkoreksi pernyataan tersebut dengan mengungkapkan keinginannya agar Dolar AS menguat.

Terlepas dari simpang siur tersebut, tekanan jangka panjang terhadap Greenback terus berlanjut di tengah ketidakpastian Anggaran Belanja Negara dan ancaman bearish di pasar obligasi. Apalagi, Bank Sentral Eropa diekspektasikan mengakhiri stimulus moneternya dalam tahun ini; hal mana berbuntut pada melonjaknya yield obligasi Jerman, sehingga mengurangi daya tarik obligasi AS.

Menurut data Commitment of Traders yang dirilis CFTC pada hari Sabtu, posisi short netto atas Dolar AS telah meroket ke level tertinggi sejak Oktober 2017. Apabila tak mengalami pemulihan signifikan, maka pada Januari ini, Dolar AS tengah bersiap mencatat rekor penurunan bulanan terparah sejak Maret 2016. Namun, menurut data CFTC juga, pertaruhan bullish spekulator pada EUR/USD telah mencapai rekor tertingginya, sehingga berisiko terjadi profit-taking dalam waktu dekat.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE