Menu

Dolar AS Menguat Ke Level Tertinggi Tahun Ini Pada 94.50

A Muttaqiena

Menjelang publikasi serangkaian data penting sepanjang pekan ini, Dolar AS menguat karena bauran risiko dari berbagai wilayah.

Seputarforex.com - Meningkatnya risiko politik di benua Eropa mengakibatkan Euro terperosok makin dalam, sementara indeks Dolar AS menguat hingga mencapai level tertinggi sejak November 2017 pada 94.50 pada perdagangan hari Senin kemarin. Selain itu, penguatan menjelang rilis NFP pekan ini ditunjang oleh optimisme baru seputar rencana pertemuan Presiden Donald Trump dan Kim Jong-Un, serta divergensi kebijakan Federal Reserve.

Saat berita ditulis pada awal sesi Asia hari Selasa (29/Mei), Dolar AS melandai versus Yen Jepang dan Swiss Franc, tetapi pasangan EUR/USD merosot ke 1.1623 dan AUD/USD menurun 0.19% dari harga pembukaan ke 0.7530. Walaupun tak meningkat dalam semua pair mayor, Dolar AS mencatat momentum bullish.

 

 

Faktor-faktor yang menunjang momentum Dolar AS pada awal pekan ini bersumber dari situasi geopolitik dan moneter dunia yang menyiratkan peningkatan ketidakpastian. Secara lebih terperinci, berikut uraiannya:

 

Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in, mengatakan bahwa Kim Jong-Un masih berkeinginan untuk berjumpa dengan Presiden Trump dan berkomitmen untuk melakukan "denuklirisasi sepenuhnya" di Semenanjung Korea. Namun, negosiator AS ingin keterangan lebih lengkap mengenai apa yang dicakup dalam "denuklirisasi" tersebut dan bagaimana hal itu akan dilakukan oleh Korea Utara. Negosiasi semacam ini biasanya memakan waktu berbulan-bulan. Namun, The New York Times mengatakan bahwa Trump ingin agar urusan ini diselesaikan secepatnya.

 

Sebagaimana tertuang dalam notulen FOMC yang dirilis minggu lalu, Fed akan menaikkan suku bunga pada bulan Juni mendatang, meskipun tak memberikan rincian lebih lanjut mengenai berapa kali rate hike bakal dilaksanakan sepanjang sisa tahun ini. Outlook tersebut menempatkan haluan Fed dalam posisi berlawanan dengan bank sentral dunia pada umumnya yang masih bergelut dengan kebijakan moneter longgar.

 

Drama politik di Italia berubah menjadi ancaman bagi eksistensi mata uang Euro, setelah dua partai anti-Uni Eropa menyiratkan kemungkinan untuk berkoalisi. Jika koalisi terjadi, maka pemilu Italia berikutnya (yang akan jatuh pada Musim Gugur tahun ini atau awal tahun depan) bisa berubah menjadi referendum de facto mengenai keanggotaannya dalam Uni Eropa dan Zona Euro. Kabar tersebut langsung menghantam Euro hingga merosot ke level terendah enam bulan versus Dolar AS.

 

Euro mencakup porsi terbesar dalam pembobotan Indeks Dolar AS, sehingga kemerosotannya berkontribusi besar dalam mendorong momentum Greenback. Namun, itu tak berarti Dolar AS menguat terhadap semua mata uang. USD/JPY terpantau menurun 0.34% dalam perdagangan intraday hari Selasa ini ke 109.03. Demikian pula, USD/CHF mundur tipis 0.05% ke 0.9930. Besarnya minat pada aset-aset safe haven mengindikasikan bahwa pelaku pasar bersikap waspada terhadap berbagai risiko yang timbul dari situasi-situasi di atas.

Pergerakan Dolar AS selanjutnya dalam pekan ini akan dipengaruhi pula oleh rentetan data ekonomi penting dari Amerika Serikat. Termasuk diantaranya data CB Consumer Confidence yang akan rilis pada pukul 21:00 WIB nanti malam, laporan ketenagakerjaan ADP pada hari Rabu, inflasi PCE pada hari Kamis, serta indeks Manufaktur ISM dan Non-farm Payroll pada hari Jumat.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE